“Mungkin kalau awal-awalnya jenuh.. paling ketemu lagi.. ketemu lagi.. tapi lama-lama jadi bercandaan. Akhirnya malah membikin kekeluargaan jadi lebih erat,” ujarnya.
Meski demikian, Serda Saa Setyo Wawan cukup bangga karena mampu menepati janjinya kepada orang tuanya.
“Bapak saya sudah penuhi janji saya, sekarang saya sudah menjadi Prajurit Brevet Angkatan Laut,” ujarnya.
Walau harus menganggap dirinya telah tiada saat kapal yang ditumpanginya menyelam, Serda Saa Setyo Wawan tetap memohon keluarga terutama istri dan anaknya mendoakannya.
“Di saat kapalmu sudah menyelam, berarti kamu itu sudah mati. Ya akan saya sampaikan juga ke anak dan istri saya nanti.
“Di saat suami mu berangkat tugas melaksanakan operasi kapal selam, kamu anggap suamimu itu sudah mati.
“Berdoa aja sama Allah subhanawataala supaya suamimu selalu diberi keselamatan, kemudahan, kelancaran di mana pun berada,” ujar korban KRI Nanggala 402, Serda Saa Setyo Wawan. ***
Artikel Rekomendasi