Orang-orang Palestina di Gaza Menceritakan Kejadian 'kejam' dari Serangan Israel

- 15 Mei 2021, 08:43 WIB
Banyak warga Gaza di Palestina menceritakan kejadian kejam dari serangan Israel, mulai dari muncul beruntun hingga makan korban jiwa.
Banyak warga Gaza di Palestina menceritakan kejadian kejam dari serangan Israel, mulai dari muncul beruntun hingga makan korban jiwa. //Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

PR PANGANDARAN - Semakin hari serangan Israel yang muncul bertubi-tubi membuat warga Gaza di Palestina trauma.

Tak mengherankan, warga Gaza di Palestina harus mendengar suara rudal serangan Israel yang setiap hari menyambangi Palestina.

Seorang warga Gaza di Palestina bernama Hasan al-Attar berdiri dengan tenang di dalam kamar mayat, menatap tubuh putrinya, Lamya, dan tiga anak lainnya dari satu keluarga yang sama. Mengenakan rompi pemadam kebakaran untuk evakuasi sejumlah korban dari serangan Israel.

“Doakan dia,” kata seorang kolega sambil menepuk pundak Hasan.

Baca Juga: Unggah Video Balita Palestina Diselamatkan dari Reruntuhan Bangunan, Taqy Malik: Nangis

Seorang warga Gaza di Palestina tak kuasa menahan tangis ketika  anaknya tewas  semalam pada hari Jumat. 14 Mei 2021 di Beit Lahia, setelah serangan Israel mengenai rumahnya.

Kota utara di Jalur Gaza, bersama dengan Beit Hanoun dan Jabalya, adalah salah satu daerah yang sering terkena serangan udara hampir tanpa henti ditambah dengan penembakan artileri berat.

 Shuja'iah, yang terletak di timur Kota Gaza, juga banyak kerusakan bangunan.

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan pada hari Jumat, 14 Mei 2021 serangan sebelum fajar termasuk 160 pesawat tempur yang lepas landas dari enam pangkalan udara dan menggunakan sekitar 450 rudal dan peluru untuk menyerang 150 target dalam waktu 40 menit.

Baca Juga: Begini Bacaan Niat Bayar Utang Puasa, Serta Berbukanya Sekaligus Niat Puasa Syawal

Jonathan Conricus mengatakan serangan itu ditujukan untuk menghancurkan "sistem terowongan bawah tanah" di Gaza.

Tetapi Abedrabbo al-Attars eorang penduduk Beit Lahia, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan itu mengenai warga sipil Palestina.

“Kami meninggalkan rumah kami berteriak setelah rumah [bahwa Lamya dan anak-anak berada] di sebelah kami dihancurkan,” kata ayah enam anak berusia 40 tahun itu.

“Kami pikir kami semua akan mati. Tidak ada pejuang perlawanan di daerah itu, dan Israel membom segalanya, lebih dari 50 serangan tanpa henti. "

Baca Juga: Serangan Israel Tanpa Henti, PBB: 10.000 Orang Palestina Terusir dari Rumah Sendiri

Al-Attar mengatakan keluarga dan keluarga saudara laki-lakinya berjalan kaki sekitar 8 km (4 mil) sebelum tiba di Sekolah UNRWA seberang Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza.

“Anak-anak kami tidur di lantai kosong,” katanya. "Kami tidak membawa apa-apa, dan kami tidak tahu apakah rumah kami masih berdiri," kata Attar.

Belasan keluarga dari kota-kota utara Gaza juga mengungsi. Di gedung tempat tinggal Abraj al-Nada, keluarga tidak dapat pergi karena kebakaran hebat dan meminta bantuan Palang Merah.

"Ini adalah perang terburuk yang pernah saya alami dalam hidup saya, dan saya telah melihat beberapa di antaranya," kata al-Attar. "Itu benar-benar kejam.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x