PR PANGANDARAN - Komika sekaligus sutradara film Ernest Prakasa geram dengan sinetron Zahra atau Suara Hati Istri yang viral gegara dugaan muatan pelecehan perempuan.
Menurut Ernest Prakasa, sinetron Zahra yang viral gegara dugaan muatan pelecehan perempuan merupakan masalah yang serius.
Ernest Prakasa juga mendesak agar Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) segera usut dugaan muatan pelecehan perempuan dalam sinetron Zahra yang viral itu.
Baca Juga: Trump Dilaporkan Ingin Kembali Jadi Presiden, Sebut AS akan Alami Kudeta Militer Gaya Myanmar
Baru-baru ini sinetron Zahra mendadak viral di media sosial usai dibagikan banyak netizen dengan komentar miring.
Sinetron yang tayang di stasiun televisi swasta Indosiar itu banyak dianggap oleh netizen bermuatan pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan.
Misalnya saja dalam sebuah adegan dalam sinetron Zahra itu, tampak pemeran laki-laki dan perempuan seolah beradegan ranjang.
Padahal, kemudian diketahui bahwa sang pemeran utama perempuan, Lea Ciarachel ternyata masih di bawah umur.
Baca Juga: Rizky Billar Mimpi Nikah Muda, Pilih Lesti Kejora Gegara Perlakuan Ini
Lewat cuitan di akun media sosial Twitter miliknya, Ernest Prakasa me-retweet unggahan aktivis gender bernama Kalis Mardiasih.
Dalam unggahan itu, Kalis menyoroti sinetron Suara Hati Istri sarat bermuatan pelecehan perempuan, salah satunya soal pemeran Zahra.
Sambil mengunggah ulang cuitan Kalis, Ernest Prakasa menjadi geram dan lantas ikut berkomentar.
Turut menyebutkan nama akun Indosiar, Ernest Prakasa mengatakan kalau sinetron tersebut sama sekali tak bermanfaat.
"This is not okay, @Indosiar," kata Ernest Prakasa, seperti dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari akun Twitter @ernestprakasa pada Selasa, 1 Juni 2021.
Tak sampai di situ, sutradara film Susah Sinyal ini pun mendesak supaya pihak KPI segera turun tangan untuk mengusut.
Menurutnya, dibanding mengurusi hal-hal yang tak perlu, KPI sebaiknya ikut soroti sinetron Suara Hati Istri ini yang menurutnya sangat bermasalah.
"Ditunggu ketegasannya @KPI_Pusat, jangan kebanyakan ngurusin hal-hal gak penting, ini masalah serius," sambungnya.
Wajar saja, Ernest Prakasa berpendapat demikian lantaran dirinya cukup lama bergulat di industri film.
Memulai karier sebagai komika, dirinya merambah dunia film mula-mula sebagai aktor hingga penulis skenario dan sutradara.
Sejumlah film yang disutradarai olehnya antara lain Ngenest (2015), Cek Toko Sebelah (2016), Susah Sinyal (2017), Milly & Mamet: Ini Bukan Cinta & Rangga (2018), dan Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan (2019).***
Artikel Rekomendasi