Network
PR PANGANDARAN – Seorang ayah asal California, Amerika Serikat, diketahui tega membunuh bayinya sendiri.
Hal itu disebabkan sang ayah yang berasal dari California itu percaya dengan berita konspirasi.
Lebih lanjut, ayah asal California itu ketakutan bahwa anaknya akan berubah menjadi monster usai meyakini bahwa bayinya mewarisi DNA ular.
Baca Juga: Ayu Ting Ting 'Diteriaki' hingga Diusir oleh Kru TV, Ibunda Bilqis Dapat Ratusan Dukungan dari Netizen
Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari New York Post, pria tersebut diketahui terpengaruh teori konspirasi Qanon dan Illuminati.
Pria tersebut mengaku membunuh dua anaknya yang masih kecil dengan senjata spearfishing di Meksiko.
Hal itu dilakukan karena ia menduga kedua anaknya mewarisi ‘DNA ular’ dari istrinya dan ‘akan tumbuh menjadi monster’.
Baca Juga: Lee Kwang Soo hingga Sehun EXO Bakal Bintangi Spin-off 'House on Wheels'
Pria tersebut itu diketahui bernama Matthew Taylor Coleman yang berusia 40 tahun.
Ia membuat pernyataan kepada penyelidik federal setelah ditangkap di perbatasan usai melakukan pembunuhan ganda hari Senin lalu.
Coleman dilaporkan hilang oleh istrinya pada 7 Agustus setelah dia meninggalkan rumahnya di Santa Barbara bersama putrinya yang berusia 10 bulan dan putranya yang berusia 2 tahun.
Baca Juga: Menjanjikan, Thailand akan Mulai Uji Coba Vaksin Covid-19 Lewat Semprotan Hidung pada Manusia
Dia diduga menembak mati mereka di dada dengan senjata tombak.
Ia lalu ditangkap oleh Customs and Border Patrol, Amerika Seikat, saat dia mencoba masuk kembali ke Amerika Serikat dua hari kemudian.
Polisi perbatasan mengamati apa yang tampak seperti darah pada dokumen di kendaraannya, dan polisi Meksiko menemukan mayat korban muda yang cocok dengan deskripsi anak-anak Coleman di selokan.
Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta 12 Agustus 2021: Manfaatkan Keadaan, Ricky Siapkan Rencana untuk Elsa
Menurut dokumen pengadilan, Matthew Taylor Coleman diduga percaya anak-anaknya akan tumbuh menjadi monster.
Dia didakwa dengan pembunuhan asing warga negara Amerika Serikat dan dijadwalkan untuk muncul di pengadilan LA pada hari Rabu.***
Artikel Rekomendasi