Rilis Buku 'Pembunuh Pria Berpakaian Wanita', JK Rowling Diserang Netizen: Bangga Benci Transgender?

- 15 September 2020, 11:50 WIB
PENULIS Harry Potter, JK Rowling.*
PENULIS Harry Potter, JK Rowling.* /ANTARA/

PR PANGANDARAN – Beragam lini massa media sosial Indonesia hingga Amerika tengah di kejutkan dengan kemunculan tagar RIPJKRowling.

Bahkan, tagar itu menapaki puncak trending Twitter di dua negara tersebut.

Di Indonesia tagar tersebut mencapai 94,3 ribu tweet pada hari Selasa 15 September 2020 tepat pukul 07.54 WIB.

Baca Juga: Babak Baru Kasus Penusukan Syekh Ali Jaber: Pelaku Diancam Pasal Berlapis, Penganiayaan hingga Satam

Hal ini membuat penasaran warganet akan kebenaran yang sesungguhnya dan mengapa tagar tersebut bisa trending di Twitter.

Kebenaran sesungguhnya mengenai tagar RIPJKRowling bukan karena dia meninggal dunia. Tetapi karena kontroversi pada perilisan novel terbarunya yang akan membawa karirnya mati.

Seperti dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com New York Post, penulis, 55, telah menulis sebuah buku berjudul ‘Troubled Blood’ yang dijadwalkan akan dirilis.

Baca Juga: RIPJKRowling Pijak Trending Gegara Rilis Buku Transgender? Netizen: JK Tidak Mati, Kariernya Hancur

Buku itu bercerita tentang seorang pria pembunuh berantai yang berpakaian seperti seorang wanita saat melakukan pembunuhan dengan kekerasan.

Sehari sebelum rilis, beberapa orang mengecam Rowling, yang sebelumnya telah membuat banyak komentar kontroversial tentang komunitas trans, dan menyatakan ‘mati’ dengan mengirim #RIPJKRowling ke trending Twitter.

“Untuk mengenang J.K Rowling. dia tidak mati, tapi dia membunuh karirnya sendiri dengan bangga membenci orang trans,”ucap seorang pengguna Twitter.

Baca Juga: Banting Setir Jadi Produsen Masker, Uniqlo Gandeng 'Airism Tech' Saring 99 Bakteri Pakai 3 Lapisan

“RIPJKRowling dia tidak mati tapi karirnya sudah mati,” ucap yang lain.

Novel berjudul ‘Troubled Blood’ mengisahkan detektif swasta, Cormoran Strike, saat dia menyelidiki pembunuh berantai pria yang mengenakan pakaian wanita untuk membunuh korban wanita, dengan menggunakan nama samaran Robert Galbraith.

Sebelumnya J.K Rowling sempat merilis nove berjudul ‘The Silkworm’ yang mengisahkan karakater komunitas tarns yang di anggap tidak stabil dan agresif.

Baca Juga: Marah Ade Firman Hakim Dituduh Meninggal Gegara Covid-19, Kiky Saputri: Itu Tidak Benar, Setop Media

Inti dari buku ini adalah penyelidikan kasus dingin: hilangnya GP Margot Bamborough pada tahun 1974, yang diduga menjadi korban Dennis Creed, seorang waria pembunuh berantai, keterangan Telegraph dalam review novel tersebut.

Banyak orang bertanya-tanya apa yang akan dibuat oleh kritikus terhadap sikap Rowling tentang masalah komunitas trans terhadap sebuah novel yang moralnya seperti jangan pernah memercayai pria dalam berpakaian.

Pada bulan Juni, Rowling membela komentar transphobia kontroversial masa lalu dalam sebuah esai yang panjang, yang juga mengungkapkan bahwa dia dilecehkan secara seksual saat masih muda.

Baca Juga: Penularan Covid-19 saat Jual-Beli Kian Menggila, Polisi Gaet 'Preman Pasar' Tindak Warga Bandel

Dia mengungkapakan keprihatinannya terhadap banyak wanita yang merubah bentuk fisiknya sendiri yang tidak akan bisa dikembalikan lagi ke semula.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x