Mitos atau Fakta: Disebut Puber Kedua, Benarkah Usia 40 Tahun Jadi Usia Rawan Selingkuh?

22 April 2021, 19:45 WIB
Usia 40 tahun disebut sebagai masa puber kedua yang dikatakan berpotensi untuk selingkuh.* /PEXELS/Budgeron Bach

PR PANGANDARAN - Banyak kekhawatiran serta harapan yang terjadi di usia 40 tahun. Serta banyak mitos tentang usia 40 tahun yang menghampiri pria saat menginjak usia tersebut,

Di usia 40 tahun, rata-rata pria sudah menikah dan memiliki peran sebagai kepala keluarga. Namun, ada mitos yang beredar usia 40 tahun juga menjadi usia puber kedua untuk pria.

Menurut mitos yang beredar, usia 40 tahun menjadi usia yang rawan untuk selingkuh. Terutama pada pria yang mengalami puber kedua.

Baca Juga: Nindy Ayunda Kerap Berpakaian Seksi, Kuasa Hukum Askara Jelaskan Istri Tak Patuh Suami Hukumnya Nusyus

Namun, belum terbukti benar. Sebagian orang beranggapan bahwa hal tersebut hanyalah mitos.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi saat kita menginjak usia 40 tahun? Berikut PikiranRakyat-Pangandaran.com tekah merangkum pendapat tentang usia 40 tahun seperti diberitakan Zona Priangan dalam artikel 'Usia 40 Tahun Rawan Selingkuh? Mitos ini Cukup Akrab di Kalangan Ibu-ibu dan Potensi Selingkuh Sangat Besar'.

1. Usia 40 Tahun Menjadi Puber Kedua

Pada usia 40 tahun, seorang pria akan berperilaku layaknya remaja usia 15-17 tahun. Di mana gairah seksualitasnya kembali meningkat dan bergelora.

Baca Juga: Bisa Lewat HP, Berikut Cara Daftar UMKM Online di oss.go.id Lengkap dengan Syaratnya

2. Miliki Kekaguman Terhadap Lawan Jenis

Ibu-ibu ternyata sangat akrab dengan mitos ini. Karenanya, saat menginjak usia 40 tahun, banyak ibu-ibu menjadi khawatir karena potensi untuk selingkuh sangatlah besar.

Namun, perlu diingat jika ini hanyalah mitos belaka. Karena apa yang dilakukan tergantung dari kondisi seseorang dan adanya peluang.

3. Helen Rowland, seorang jurnalis Amerika berpendapat bahwa "Life began at forty."

Kehidupan dimulai pada usia 40. Pendapat ini ada benarnya jika dikaitkan dengan kehidupan religius.

Baca Juga: Resep Es Koktail Jawa yang Menyegarkan, Cocok Disantap untuk Menu Berbuka Puasa

Menginjak usia 40 tahun, kondisi fisik sudah tak lagi bugar dan cenderung sakit-sakitan seperti mudah tak enak badan, rematik, hingga rabun.

Hal ini mungkin sebuah pertanda bahwa kehidupan fase ke dua sudah dimulai. Fase untuk lebih menfokuskan pada sisi batin dan kehidupan abadi manusia setelah pensiun menjadi manusia.

Pendapat Helen Rowland ini bisa dijadkan sebagai peringatan, kehidupan yang baru dimulai pada fase ini, perlu kehati-hatian melangkah dan menggunakan waktunya denga efisien untuk kelangsungan hidup kita tidak hanya di dunia namun juga di akhirat.

Baca Juga: Sinopsis Preman Pensiun 5 Jumat, 23 April 2021: Emosi Kang Darman Tak Terbendung, Bubun Terpojok!

4. Perilaku di Usia 40 Tahun Menjadi Ukuran

Usia 40 bisa menjadi tolok ukur puncak kehidupan manusia. Dalam masa ini manusia telah meninggalkan masa labil pencarian jati diri dan mendapatkan bekal untuk menjalani kehidupan lebih matang.

Pegangan hidup yang selama masa remaja sampai usia ini mengalami proses pemikiran, perenungan atau kontemplasi sebagai aksi reaksi terhadap kehidupan di masyarakat.

Masa ini biasanya mulai tumbuh kematangan pada dirinya sehingga mudah untuk merasakan syukur terhadap apapun yang diberikan Tuhan, juga pengharapannya akan keseimbangan kehidupan materiil, spiritual dan sosial yang lebih baik.***(Yudhi Prasetiyo/Zona Priangan)

Editor: Nur Annisa

Sumber: Zona Priangan

Tags

Terkini

Terpopuler