Network
PR PANGANDARAN - Studi baru telah menyumbangkan bukti lebih lanjut bahwa anjing pelacak dapat mendeteksi Covid-19, menunjukkan bahwa gigi taring dapat memainkan peran penting dalam menyaring orang di bandara dan pusat perjalanan utama lainnya.
Sebuah studi baru-baru ini yang dipimpin oleh sekolah kedokteran hewan nasional Alfort di Prancis menemukan bahwa anjing dapat mengendus sampel pakaian dari orang yang terinfeksi dengan akurasi antara 76 persen dan 100 persen.
Dan minggu ini para pejabat di Uni Emirat Arab mengatakan bahwa uji coba yang melibatkan 1.000 sampel menunjukkan korelasi 98 persen antara pengujian laboratorium untuk Covid-19 dan deteksi yang dilakukan oleh anjing pelacak. Studi terakhir belum ditinjau sejawat atau diterbitkan dalam jurnal.
Baca Juga: Cek Fakta: Tunggakan BPJS Kesehatan Bisa Langsung Lunas Hanya dengan Bayar 6 Bulan, Ini Faktanya
Anjing telah terbukti dapat mendeteksi penyakit lain, termasuk malaria dan kanker tertentu, melalui indera penciumannya yang tinggi, peneliti terkemuka di beberapa negara mengeksplorasi deteksi Covid-19. Sebuah studi sebelumnya yang dipimpin oleh para peneliti Alfort menemukan tingkat keberhasilan deteksi secara keseluruhan sebesar 95 persen.
Abdullatif Al Shamsi, presiden Sekolah Tinggi Teknologi yang mengawasi studi UEA, mengatakan bahwa anjing dapat mendeteksi sampel dalam hitungan detik, sangat mengurangi waktu dan sumber daya yang terlibat dalam pemeriksaan perjalanan.
"Pencapaian ilmiah utama ini akan menghemat upaya dan dana serta mengurangi tekanan kader medis dan pengunjung pusat pemeriksaan," kata Al Shamsi yang dilansir dari China Daily.
Baca Juga: Temukan Muntahan Ikan Paus Seberat 100 Kg, Nelayan Ini Jadi Kaya Raya Hanya dalam Waktu Semalam
UEA telah menjalankan program percontohan di bandara menggunakan anjing pelacak Covid-19, seperti yang dilakukan pihak berwenang di Finlandia setelah sebuah penelitian dari Universitas Helsinki menunjukkan bahwa anjing hampir 100 persen akurat dalam mendeteksi Covid-19.
Penelitian di Prancis, yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One, melibatkan enam anjing dengan latar belakang pelatihan berbeda, termasuk deteksi bahan peledak, pencarian dan penyelamatan, dan deteksi kanker.
Anjing-anjing tersebut menerima antara satu dan tiga minggu pelatihan deteksi Covid-19, dan beberapa anjing mampu membedakan antara sampel yang diambil dari individu positif dan negatif Covid-19 dengan akurasi 100 persen.
Baca Juga: Saipul Jamil Jatuh Miskin Selama Mendekam 4 Tahun di Penjara, Sang Kakak: Miliaran Uang Habis
Para peneliti mengatakan uji coba mereka adalah studi bukti konsep, dan merekomendasikan agar anjing dilatih untuk jangka waktu yang lebih lama setidaknya delapan minggu.
Uji coba terpisah di Inggris Raya yang melibatkan periode pelatihan yang lebih lama sedang berlangsung. Penelitian, yang dipimpin oleh Anjing Deteksi Medis dan Sekolah Higiene dan Pengobatan Tropis London, telah memilih untuk menggunakan anjing tanpa pelatihan deteksi sebelumnya di area lain, karena hasil umumnya lebih baik jika anjing berspesialisasi.
Proyek ini telah menerima dana dari pemerintah Inggris dan tim sedang dalam pembicaraan dengan bandara Heathrow dan Gatwick di London tentang penggunaan anjing untuk menyaring para pelancong yang tiba di Inggris.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Capricorn, Aquarius, Pisces, Kamis 17 Desember 2020 Lengkap Cinta hingga Keuangan
Selain membantu mengidentifikasi mereka yang perlu diuji, program deteksi anjing dapat memberikan data berharga bagi otoritas kesehatan masyarakat lokal dan luar negeri.
Misalnya, jika anjing pendeteksi di bandara menetapkan bahwa sejumlah penumpang di pesawat dari tujuan tertentu terjangkit virus, informasi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi titik panas yang muncul dan membantu mencegah penyebaran Covid-19 yang cepat.***
Artikel Rekomendasi