Isolasi Mandiri Terunik di Dunia, Keluarga Hongaria Ini Berawal dari Berlayar Keliling Dunia

- 5 Februari 2021, 10:45 WIB
Ilustrasi Isolasi Mandiri Covid-19.
Ilustrasi Isolasi Mandiri Covid-19. /Pixabay /Tumisu.
PR PANGANDARAN - Diam diri di rumah merupakan satu cara kebanyakan orang-orang  untuk isolasi mandiri di tengah pandemi yang sudah melanda satu tahun ini.
 
Akan tetapi, bagi keluarga Hongaria ini, isolasi mandiri diam diri di rumah tak mereka pilih.
 
Keluarga yang beranggotakan empat orang memutuskan musim panas lalu untuk mewujudkan impian mereka: berlayar keliling dunia dengan perahu setinggi 50 kaki  atau sekitar 15 meter yang disebut "Teatime".
 
Dilansir dari Reuters, keluarga Hongaria ini meninggalkan pelabuhan Kroasia pada akhir Juni 2020 dan sejak itu berlayar mengelilingi Italia dan Spanyol, kemudian berhenti beberapa waktu di Cape Verde sebelum menyeberangi Atlantik.
 
 
Setelah menghabiskan Natal di Martinik, mereka sekarang berlabuh di Marigot, di pulau Karibia St. Martin, menunggu untuk berlayar menuju terusan Panama.
 
Akan tetapi, karena kehidupan di atas kapal pun sama seperti seperti banyak orang yang dikarantina di rumah yang punya merasa waktu melambat, mereka memutuskan untuk tidak terburu-buru.
 
Domonkos Bosze, 48 tahun, selaku kepala keluarga mengatakan ia dapat mwmiliki waktu lebih lama dengan kluarganya.
 
"Bagi saya ini adalah pengalaman yang luar biasa bahwa saya dapat menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak saya, daripada pulang terlambat dari pekerjaan karena kelelahan," ujarnya. 
 
 
Domonkos Bosze sendiri mendirikan kantor pusatnya di bidang bisnis IT di atas kapal tersebut.
 
"Rute kami cukup fleksibel: pada dasarnya cuaca menentukan ke mana kami pergi, karena musim badai dan angin topan menetapkan batas untuk berlayar di setiap wilayah."
 
Sebelum pelayaran ini, Bosze dan istrinya, Anna, yang telah berlayar selama lebih dari satu dekade, telah merencanakan petualangan tersebut jauh sebelum pandemi Covid-19.
 
Sementara pandemi menghadapkan keluarga Hongaria pada dilema apakah ini saat yang tepat untuk pergi, pada akhirnya tekad mereka mengesampingkan semua kekhawatiran dan risiko.
 
 
Sejauh ini tantangan terbesar adalah badai enam jam selama penyeberangan Atlantik yang mereka kelola dengan baik, hanya kehilangan pemanggang roti dan telepon satelit yang rusak.
 
Mereka mengikuti perubahan aturan virus korona di setiap negara dan mengikuti tes atau masuk ke karantina sesuai kebutuhan.
 
"Ketika kami tiba di Martinik ... kami memberi tahu pihak berwenang bahwa kami hanya menghabiskan 16 hari di laut lepas dan mereka menerimanya sebagai karantina," ujarnya.
 
Meski demikian, perahu dipenuhi dengan bahan makanan yang cukup untuk sebulan. Dan mereka menangkap tuna atau mahi mahi (dorado) mereka sendiri, yang sangat menyenangkan bagi putri mereka yang berusia 6 dan 8 tahun.
 
 
Kedua gadis tersebut melakukan pembelajaran jarak jauh, dan akan didaftarkan di sekolah lokal jika memungkinkan untuk mengenal budaya yang berbeda.
 
Domonkos mengatakan diskusi dengan Jimmy Cornell, yachtsman Inggris kelahiran Rumania yang legendaris, memiliki pengaruh besar pada pemikiran mereka ketika mereka merencanakan perjalanan tersebut.
 
Meskipun kebersamaan sepanjang waktu di ruang tertutup menimbulkan beberapa kesulitan pada awalnya, sekarang semuanya berjalan seperti jarum jam di "Teatime", dinamai sesuai kebiasaan keluarga duduk untuk minum teh dan mengobrol.
 
 
Anna mengatakan perjalanan tersebut telah memberinya kebebasan besar meskipun dia memasak secara teratur selain memegang layar jika diperlukan.
 
"Kami melihat lumba-lumba melompat di haluan kapal dan berenang bersama kami, dengan laut yang sangat tenang ... jadi kami bisa melihat mereka dengan jelas di bawah air," tuturnya sambil tersenyum.
 
Bergantung pada batasan Covid-19, mereka berencana untuk berlayar pada tahun ini atau tahun depan menuju Pasifik, dan sekarang mereka mengatakan perjalanan mereka bisa berlangsung 5-6 tahun lagi, berhenti untuk waktu yang lama di Pasifik selatan dan di Samudera Hindia.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x