Polusi Ternyata Bisa Membuat Penis Mengecil hingga Manusia Punah, Ahli: Jadi Kurang Subur

- 24 Maret 2021, 18:00 WIB
Polusi Ternyata Bisa Membuat Penis Mengecil hingga Manusia Punah, Ahli: Jadi Kurang Subur
Polusi Ternyata Bisa Membuat Penis Mengecil hingga Manusia Punah, Ahli: Jadi Kurang Subur /Unsplash/Deon Black/

PR PANGANDARAN - Kabar mengejutkan beredar soal polusi dan banyak diperingatkan oleh para ahli berpotensi menyebabkan umat manusia terancam punah. 

Keadaan terancam punah bagi umat manusia yang dimaksud adalah kabar soal polusi yang ternyata bisa membuat penis seseorang mengecil.

Para ahli peringatkan jika polusi telah membuat penis mengecil, seseorang menjadi kurang subur, dan mempengaruhi regenerasi umat manusia.

Baca Juga: Dibongkar Mpok Alpa, Ternyata Ini Status Hubungan Billy Syahputra dan Hilda Vitria

Kabar tersebut dirilis oleh seorang ahli epidemiologi dan ilmuwan lingkungan terkemuka, Dr Shanna Swan lewat sebuah buku.

Buku yang berjudul Count Down itu memuat hasil penelitian Dr Shanna Swan soal hubungan antara bahan kimia industri dan panjang penis.

Dr Swan berpendapat bahwa dunia modern kita sedang mengubah perkembangan reproduksi manusia dan mengancam masa depan spesies kita.

Baca Juga: Atta dan Aurel Batal Nikah di Istiqlal, Humas Masjid: Izin Sudah, Pembatalan Justru dari Pihak Sana

Buku tersebut mengupas tuntas soal bagaimana polusi bisa mengakibatkan peningingkatan disfungsi ereksi, penurunan kesuburan, dan semakin banyak bayi yang lahir dengan penis kecil.

Dalam buku itu, Dr Swan menyebut situasi tersebut sebagai "krisis eksistensial global", ketika generasi manusia masa kini tak lagi memiliki tingkat kesuburan yang baik dibanding generasi sebelumnya.

"Di beberapa bagian dunia, rata-rata usia dua puluhan saat ini kurang subur dibandingkan neneknya yang berusia 35 tahun," tulis Dr Swan, seperti dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari laman Euro News pada Selasa, 23 Maret 2021.

Baca Juga: Baim Wong Kaget Lihat Indadari Diruqiyah, Sebut Dirasuki Dajjal yang Disuruh Membunuh Seseorang

Menurut Dr Swan, biang keladi dari semua kondisi tersebut adalah gaya hidup manusia di zaman modern yang tidak sehat lantaran serba mengunakan bahan kimia.

"Bahan kimia di lingkungan kita dan praktik gaya hidup tidak sehat di dunia modern kita mengganggu keseimbangan hormonal kita, menyebabkan berbagai tingkat kerusakan reproduksi," sambungnya.

Seturut penelitian Dr Swan, kondisi semacam ini disebabkan oleh ftalat, bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan plastik.

Baca Juga: Cek Fakta: Hasil Persidangan, HRS Dikabarkan Bakal Dikurung Seumur Hidup, Ini Faktanya

Setelah diteliti, bahan kimia ftalat itu ternyata menjadi faktor yang dapat memengaruhi cara produksi hormon endokrin pada manusia.

Keompok bahan kimia ftalat ini biasa digunakan untuk meningkatkan fleksibilitas suatu zat. Seperti yang digunakan pada mainan, kemasan makanan, deterjen, kosmetik, dan produk-produk lainnya.

Bahkan, Dr Swan yakin bahwa zat-zat ini secara radikal telah merusak perkembangan manusia sedari bayi masih dalam kandungan.

Baca Juga: Baim Wong Sebut Dirinya Hoki Tidak Terpapar Covid-19: Tim Semobil Pernah Kena Kecuali Aku

“Bayi yang sekarang memasuki dunia sudah terkontaminasi bahan kimia karena zat yang mereka serap di dalam rahim,” ungkapnya.

Pada tahun 2017, Dr Swan meneliti tingkat kesuburan pria selama empat dekade terakhir dengan mempelajari 185 penelitian yang melibatkan hampir 45.000 pria.

Kesimpulannya, Dr Swan dan timnya menemukan bahwa jumlah sperma pria di negara-negara Barat turun 59 persen dalam kurun waktu tahun 1973 dan 2011.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Euro News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah