Wajib Tahu! Ini Hukum Memakai Softlens di Bulan Ramadhan

- 7 April 2021, 19:00 WIB
Menyambut bulan Ramadhan, umat Islam harus tahu apa hukum memakai softlens sehingga tidak membatalkan puasa.
Menyambut bulan Ramadhan, umat Islam harus tahu apa hukum memakai softlens sehingga tidak membatalkan puasa. /PIXABAY/

PR PANGANDARAN – Puasa di bulan Ramadhan memang sangat dianjurkan bagi semua umat Islam.

Namun, ada beberapa hal yang patut diketahui apa saja yang bisa membatalkan puasa, salah satunya mengenai pemakaian softlens di bulan Ramadhan.

Banyak umat Islam khususnya wanita bertanya, apakah pemakaian softlens bisa membatalkan puasa atau tidak.

Baca Juga: Sambut Ramadhan 2021, Yuk Baca Surah Al Ashr dan Terjemahannya

Salah satu penyebab puasa bisa batal karena adanya benda yang masuk masuk ke dalam tubuh melalui lubang-lubang yang ada seperti mulut, hidung, telinga, dan dua lubang kemaluan.

Dikutip dari NU Online, mata yang memakai softlens tidak termasuk lubang yang perlu dijaga saat puasa. Hal ini dijelaskan oleh Syekh Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin dari Mazhab Syafi’i dalam Busyral Karim, sebagai berikut:

قوله )الرابع الإمساك عن دخول عين جوفا كباطن الأذن والإحليل بشرط دخوله من منفذ مفتوح(… و )خرج( بمن منفذ مفتوح وصولها من منفذ غير مفتوح

Baca Juga: Netizen Indonesia Percaya Dirinya Selingkuh, Hotma Sitompul: Saya Bilang Bams dan Desiree Itu Jahat!

Artinya, “(Keempat adalah menahan diri dari masuknya suatu benda ke dalam lubang seperti bagian dalam telingan dan lubang kemaluan dengan syarat masuk melalui lubang terbuka)... Di luar dari pengertian ‘melalui lubang terbuka’, masuknya sebuah benda melalui lubang yang tidak terbuka,” (Lihat Syekh Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin, Busyral Karim bi Syarhil Muqaddimah Al-Hadhramiyyah, [Beirut, Darul Fikr: 1433-1434 H/2012 M], juz II, halaman 460-461).

Namun, ada perbedaan dari para ulama mengenai pemakaian softlens di bulan Ramadhan ini seperti dari Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki dalam Ibanatul Ahkam, sebagai berikut:

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا, - أَنَّ اَلنَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - اِكْتَحَلَ فِي رَمَضَانَ, وَهُوَ صَائِمٌ - رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَهْ بِإِسْنَادٍ ضَعِيفٍ. قَالَ اَلتِّرْمِذِيُّ: لَا يَصِحُّ فِيهِ شَيْءٌ

Baca Juga: Melahirkan Anak Pertama, Audi Marissa Sedih: Gak Bisa Peluk Langsung Anakku karena Kondisi Dia

Artinya, “Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bercelak di Bulan Ramadhan dalam keadaan berpuasa,” (HR Ibnu Majah dengan sanad yang dhaif. At-Tirmidzi mengatakan, perihal ini tidak ada kabar yang shahih).

Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki menyebutkan bahwa mata bukan lubang di tubuh yang harus dipelihara, sehingga bercelak tidak akan membatalkan puasa.

يفطر الصائم مما يدخل إلى جوفه من منفذ كفمه وأنفه ولذا كرهت المبالغة في المضمضة والاستنشاق للصائم أما العين فإنها ليست بمنفذ معتاد ولهذا فلو اكتحل الصائم لا يكون مفطرا

Baca Juga: Belum Unggah Foto Bareng KD di IG, Aurel Didesak Netizen: Upload Sama Mimi Kasian...

Artinya, “Puasa seseorang menjadi batal karena sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya melalui lubang seperti mulut dan hidung. Oleh karena itu, hukum tindakan berlebihan dalam berkumur dan menghirup air ke dalam hidung makruh bagi orang yang berpuasa. Sedangkan mata bukan lubang yang lazim. Oleh karenanya, tindakan bercelak oleh orang yang berpuasa tidak membatalkan puasanya,’” (Lihat Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki, Ibanatul Ahkam, [Beirut, Darul Fikr: 1996 M/1416 H], cetakan pertama, juz II, halaman 303).

Sementara Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki membahas mengenai perbedaan pendapat ulama terkait bercelak di siang hari saat puasa sebagai berikut:

جواز اكتحال الصائم نهارا قالت الشافعية والحنفية الاكتحال للصائم جائز ولا يفطر سواء أوجد طعمه في حلقه أم لا، ولكنه عند الشافعية خلاف الأولى. وقالت المالكية والحنابلة يفسد الصوم بالاكتحال نهارا إذا وجد طعمه في فمه ويكره إذا لم يجد طعمه في فمه

Baca Juga: Sambut Ramadhan 2021, Yuk Baca Surat At-Takatsur dan Terjemahannya

Artinya, “Perihal bercelak mata di siang hari, Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanafi mengatakan, orang yang sedang berpuasa boleh bercelak mata. Puasanya tidak batal baik celak itu terasa di tenggorokan atau tidak terasa. Tetapi menurut ulama Syafi’iyah, bercelak saat puasa di siang hari menyalahi keutamaan. Sedangkan Mazhab Maliki dan Mazhab Hanbali menyatakan, puasa seseorang batal karena bercelak siang bila terdapat bahan materialnya terasa di lidah. Tetapi tindakan itu dimakruh [tanpa membatalkan puasa] bila materialnya tidak terasa di lidah,” (Lihat Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki, Ibanatul Ahkam, [Beirut, Darul Fikr: 1996 M/1416 H], cetakan pertama, juz II, halaman 303-304).

Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan jika ada perbedaan pendapat dari para ulama.

Namun, bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas pengikut Mazhab Syafi’i dapat mengikuti pandangan ulama syafi’iyah perihal pemakaian softlens di siang hari saat puasa tapi sebaiknya dipakai saat malam hari agar menghindari khilaful aula/menyalahi keutamaan.***

Editor: Mela Puspita

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x