Studi Baru: Terus Memburuk, WHO Sebut Jam Kerja Lebih Panjang adalah 'Pembunuh'

- 17 Mei 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi bekerja.
Ilustrasi bekerja. /PIXABAY/

PR PANGANDARAN - Sebuah studi global yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap jam kerja lebih panjang adalah pembunuh yang telah membunuh ratusan ribu orang setiap tahun.

Tren jam kerja lebih panjang itu terus memburuk dan dapat semakin meningkat karena pandemi Covid-19, kata WHO pada Senin, 17 Mei 2021.

Dalam studi global pertama tentang hilangnya nyawa terkait dengan jam kerja lebih panjang, makalah di jurnal Environment International menunjukkan bahwa 745.000 orang meninggal karena stroke dan penyakit jantung terkait dengan jam kerja yang panjang pada tahun 2016.

Baca Juga: Israel Sebut Hamas Dalang di Balik Meningkatnya Konflik Mematikan di Gaza Palestina, Kenapa?

Angka tersebut meningkat hampir 30 persen dari tahun 2000.

"Bekerja 55 jam atau lebih per minggu merupakan bahaya kesehatan yang serius," kata Maria Neira, direktur Departemen Lingkungan, Perubahan Iklim dan Kesehatan WHO, seperti dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Reuters.

"Yang ingin kami lakukan dengan informasi ini adalah mempromosikan lebih banyak tindakan, lebih banyak perlindungan terhadap pekerja," katanya.

Baca Juga: Hanya Gunakan KTP, Cek Daftar Penerima BPUM BNI Tahap Tiga di banpresbpum.id

Studi bersama, yang diproduksi oleh WHO dan Organisasi Perburuhan Internasional, menunjukkan bahwa sebagian besar korban (72%) adalah laki-laki dan berusia paruh baya atau lebih.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x