Penelitian Terbaru, Memakan Makanan Ini Dapat Lebih Kuat Terhindar dari Infeksi Covid-19

- 16 Juni 2021, 09:45 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay/mohamed_hassan/

PR PANGANDARAN – Penelitian terbaru ditujukan kepada petugas kesehatan telah mengungkap hasil adanya hubungan antara pola makan nabati dan pengurangan resiko gejala Covid-19.

Penelitian ini dilakukan oleh BMJ Nutrition Prevention & Health menyebutkan pola makan nabati atau ikan bisa membantu menurunkan tingkat tertural Covid-19.

Survei tersebut melibatkan para peneliti lebih dari 2.800 profesional kesehatan di 5 negara seperti Prancis, Jerman, Spanyol, Italia, Inggris, serta AS (Amerika Serikat).

Baca Juga: Jadwal TV Lengkap Hari Ini, Rabu, 16 Juni 2021: ANTV, MNCTV, dan GTV, Ada EURO 2020 - Finlandia VS Rusia

“Hasil kami menunjukkan bahwa diet sehat yang kaya akan makanan padat nutrisi dapat dipertimbangkan untuk perlindungan terhadap Covid-19 yang parah,” kata salah satu tim peneliti yang berasal dari beberapa universitas dan lembaga penelitian di seluruh AS, seperti dikutip dari PMJ News.

Pemaparan hasil penelitian tersebut mengatakan, pola makan nabati dikaitkan oleh para peneliti dengan pengurangan sekitar 73 persen dalam kejadian penyakit sedang hingga parah dari Covid-19.

Sementara diet pescatarian, dapat mengurangi hampir 59 persen gejala serangan Covid-19 yang akan menyerang manusia.

Baca Juga: Pernah Terjerat Narkoba seperti Anji, Tio Pakusadewo Justru Blak-blakan Tolak Rehab: Tai Kucing!

Sekedar informasi pescatarian sendiri adalah pola makan tanpa mengonsumsi daging. Tetapi, untuk orang-orang yang menjalani pola makan ini masih bisa mengonsumsi ikan dan jenis makanan laut.

Terdapat sesuatu yang menarik, dimana orang-orang yang melakukan diet rendah karbohidrat dan tinggi protein juga memiliki kemungkinan hampir empat kali lipat terserang infeksi Covid-19.

Penelitian tersebut dilakukan secara daring antara bulan Juli hingga September tahun 2020.

Baca Juga: Pernah Terjerat Narkoba 2 Kali, Tio Pakusadewo ke Anji yang Baru Tertangkap: Banyak yang Kamu Bisa Pelajari

Salah satu penelitiannya ialah menanyakan frekuensi makanan responden dengan 47 item berbeda dan tingkat keparahan infeksi yang mereka alami.

Penelitian ini memfokuskan pada risiko gejala parah setelah tertular Covid-19, bukan risiko langsung tertular penyakit itu sendiri.

“Temuan yang menarik dan mengejutkan adalah risiko yang lebih tinggi ditemukan pada mereka yang mengikuti diet rendah karbohidrat,” kata Dr. Kuhnle, Profesor Gunter Kuhnle dari University of Reading. ***

Editor: Imas Solihah

Sumber: PMJNews


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah