Studi WHO: Obesitas Dan Kemiskinan Faktor Pendorong Hipertensi

- 7 September 2021, 09:40 WIB
Berdasarkan hasil studi baru WHO menyebutkan obesitas dan kemiskinan menjadi faktor pendorong munculnya hipertensi.
Berdasarkan hasil studi baru WHO menyebutkan obesitas dan kemiskinan menjadi faktor pendorong munculnya hipertensi. /Pixabay/Steve Buissinne./

PR PANGANDARAN - Hampir 1,3 miliar orang diseluruh dunia menderita hipertensi, penyakit ini dapat membunuh secara diam-diam.

Hipertensi sering didorong dengan obesitas yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke dan penyakit ginjal, demikian laporan studi  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Diketahui, ipertensi dapat dengan mudah didiagnosis dengan memantau tekanan darah dan diobati dengan obat-obatan, tetapi setengah dari orang yang terkena dampak tidak menyadari kondisi mereka yang tidak diobati, kata WHO dan Imperial College London dalam sebuah studi bersama, yang diterbitkan di The Lancet.

Baca Juga: Curigai Deddy Corbuzier Terlibat Kasus Narkoba, dr Tirta: Ternyata Tiba-tiba Mengumumkan..

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Channel News Asia, Sementara tingkat hipertensi telah berubah selama 30 tahun, beban kasus telah bergeser ke negara-negara berpenghasilan rendah. Karena negara-negara kaya, sebagian besar telah mengendalikannya, kata studi tersebut.

“Ini jauh dari kondisi kemakmuran, ini adalah kondisi kemiskinan,” Majid Ezzati, profesor kesehatan lingkungan global di Imperial College London, mengatakan pada konferensi pers.

“Banyak di bagian Afrika, sebagian Asia selatan dan beberapa negara kepulauan Pasifik. Mereka masih belum mendapatkan perawatan yang dibutuhkan,” katanya.

Baca Juga: AS Tertekan, Penerbangan dari Afghanistan Diblokir. Senator Demokrat: Ini Tidak Bisa Dimaafkan

Sekitar 17,9 juta orang meninggal pada 2019 karena penyakit kardiovaskular, terhitung satu dari tiga kematian global dengan hipertensi sebagai faktor utamanya, menurut WHO.

“Kita tahu pengobatannya murah, obatnya murah dan akan tetapi perlu dimasukkan ke dalam UHC (Universal Health Coverage) jadi ini bukan biaya dari pasien. Harus ditanggung oleh sistem asuransi,” kata Bente Mikkelsen, direktur departemen penyakit tidak menular WHO.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: CNA Lifestyle


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x