Maraknya Fenomena Mahasiswa Bunuh Diri, Pakar Keperawatan Jiwa Ungkap Fakta-fakta Terkait

- 16 Juli 2020, 11:33 WIB
Ilustrasi bunuh diri.
Ilustrasi bunuh diri. /

PR PANGANDARAN – Bukan lagi menjadi hal baru, peristiwa bunuh diri di kalangan mahasiswa Indonesia. Pasalnya mungkin bunuh diri menjadi solusi terakhir menyelesaikan masalah.

Seperti dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari situs RRI, Seorang pakar Keperawatan jiwa ungkap perosalan bunuh diri yang diakibatkan dari masalah hidup yang tidak ada solusi lain.

"Bunuh diri merupakan fenomena menangis butuh bantuan. Bunuh diri menjadi solusi terakhir mereka pilih, ketika tidak ada solusi lain," kata Pakar Keperawatan Jiwa Universitas Indonesia Prof. Achir Yani Syuhaimie Hamid kepada rri.co.id, Kamis (16/7/2020).

Baca Juga: Pasca Aniaya Ibu Kandung Hingga Tewas, Seorang Pemuda Minta Buku Tuntunan Salat

Prof Achir Yani mengatakan, satu-satunya solusi dalam hal ini adalah memberikan tempat untuk mencurahkan persoalan. 

"Faktor utama bunuh diri lebih disebabkan tidak adanya wadah untuk mencurahkan isi hati. Makanya mudah saja, beri dia waktu untuk curhat," sebut Prof Achir.

Kemudian Prof Achir mengungkapkan, jika seorang mahasiswa melakukan bunuh diri, hal tersebut bisa jadi diakibatkan dari usia individu yang tengah mencari jati diri.

Baca Juga: Dirikan Sekolah di Tiongkok dengan Nama Dirinya, Penggemar V BTS Ungkap Tujuan Mulia Tersebut

"Remaja adalah usia dimana mereka mencari jati diri. Sayangnya bagi yang bunuh diri itu tidak terbentuk dengan baik. Makanya tidak dapat mengendalikan hidupnya dan memilih pilihan terakhir," ungkap Prof Achir.

Halaman:

Editor: Evi Sapitri

Sumber: RRI


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x