Anemia Disinyalir Meningkatkan Risiko Gangguan Pendengaran, Berikut Hasil Penelitiannya

- 29 Agustus 2020, 21:05 WIB
ILUSTRASI orang terkena anemia.*
ILUSTRASI orang terkena anemia.* /PIXABAY/

PR PANGANDARAN - Para ilmuwan telah menemukan bahwa anemia defisiensi besi dapat meningkatkan risiko gangguan pendengaran.

Sebuah temuan yang dapat membuka kemungkinan baru untuk identifikasi dini dan pengobatan yang tepat untuk kondisi tersebut.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com Food.ndtv Untuk penelitian ini, para peneliti dari Pennsylvania State University di AS menentukan anemia defisiensi besi oleh kadar hemoglobin dan ferritin yang rendah.

Baca Juga: Kota Wuhan Nihil Laporan Baru Covid-19, Putuskan Serentak Buka Sekolah Mulai Selasa

Untuk usia dan jenis kelamin pada 305.339 orang dewasa berusia 21 hingga 90 tahun; hubungan antara gangguan pendengaran dan anemia defisiensi besi (IDA) kemudian dievaluasi. Dari pasien dalam populasi penelitian, 43 persen adalah laki-laki; usia rata-rata adalah 50 tahun.

Gangguan pendengaran gabungan didefinisikan sebagai kombinasi dari pendengaran konduktif kehilangan (yang disebabkan oleh masalah dengan tulang telinga tengah).

Gangguan pendengaran sensorineural (ketika ada kerusakan pada koklea atau jalur saraf dari telinga bagian dalam ke otak), tuli dan kehilangan pendengaran yang tidak ditentukan.

Baca Juga: Hampir 100 Orang Pelaku Penyerangan Polsek Ciracas Ternyata Tak Berseragam

Hasilnya Ada 0,7 persen prevalensi IDA dan 1,6 persen prevalensi gangguan pendengaran gabungan. Kedua gangguan pendengaran sensorineural (hadir dalam 1,1 persen individu dengan IDA) dan gangguan pendengaran gabungan (hadir dalam 3,4 persen) secara signifikan terkait dengan IDA.

Halaman:

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Food.ndtv


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x