PR PANGANDARAN - Gejala utama Covid-19 yang kerap dikeluhkan penderita berkisar flu, demam, panas dan batuk.
Namun, fenomena kini menunjukan bahwa penderita kebanyakan tak mengalami gejala apapun, atau disebut orang tanpa gejala (OTG)
Akan tetapi, kategori seperti itu justru ditemui kasus yang lebih berbahaya, dimana penderita tiba-tiba kesulitan bernapas dan meninggal dunia.
Baca Juga: Sang Paman Piet Pagau Positif Covid-19, Raffi Ahmad: Mohon Doa Aja, Kondisinya...
Gejala itu termasuk ke dalam kategori Happy Hypoxia, menurunnya kadar oksigen yang bisa berujung kematian pada pasien COVID-19.
Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Antara, mengenai hal ini, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Vito Anggarino Damay mengatakan, happy hypoxia bisa dialami pasien COVID-19 bergejala ringan yang dirawat mandiri.
Oleh karena itu, setiap orang memerlukan oximeter guna melihat tingkat penurunan oksigen di kala pandemi.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Pemerintah Lanjutkan Subsidi Gaji Rp 600 untuk Karyawan Swasta hingga 2021
Perlu diketahui, oximeter adalah alat pengukur oksigen yang tengah digandrungi masyarakat di lingkungan dengan tingkat penularan tinggi.
"Seseorang yang happy hypoxia mungkin ada gejala yang ringan yang tidak disadari bukan sama sekali tidak bergejala. Mungkin perlu sediakan di rumah untuk mereka yang menderita COVID-19 ringan yang isolasi mandiri," ujarnya.
Artikel Rekomendasi