Pada pasien COVID-19, oximeter bisa membantu memeriksa kadar oksigen sehingga saat level oksigen pasien rendah bisa dideteksi dini.
Baca Juga: 7 Film Psikopat Paling Sadis dan Mendebarkan, Joker 'Badut Pembunuh' hingga Split '23 Kepribadian'
Alat ini biasanya berukuran kecil dan mudah dibawa. Alat ini dipasang di ujung jari lalu seberapa baik oksigen mengikat sel darah merah Anda akan diukur. Orang sehat angka pada oximeter menunjukkan angka antara 95-100 persen.
Menurut Vito yang kerap menjadi narasumber dalam diskusi mengenai COVID-19 di kantor BNPB itu, pada kasus COVID-19, sebenarnya happy hypoxia jarang terjadi.
Gejala utama penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu hingga sekarang ini masih demam, batuk, sesak napas dan anosmia atau kehilangan indera penciuman.
Baca Juga: 7 Film Psikopat Paling Sadis dan Mendebarkan, Joker 'Badut Pembunuh' hingga Split '23 Kepribadian'
"Happy hypoxia ini manifestasi jarang sehingga lebih baik kita memfokuskan diri pada pencegahan penyakitnya," tutur Vito.
Lalu apakah orang sehat bisa terkena happy hypoxia? Tidak, Happy hipoxia tak akan terjadi pada orang yang benar benar sehat, kata Vito.
Tetapi orang sehat boleh memiliki oximeter di rumah? Vito membolehkannya. Dia sendiri memiliki alat ini untuk membuktikan pemakaian masker seharian tidak menganggu kadar saturasi oksigen.
Baca Juga: Kisah Isabella Guzman, Tikam 151 Kali Wajah hingga Leher sang Ibu, Kini Bahagia Divonis tak Bersalah
Artikel Rekomendasi