Untuk dapat dibuahi, sel telur pun harus terlebih dahulu dilepaskan dari ovarium. Hal ini biasanya terjadi satu kali dalam sebulan, sekitar 14 hari sebelum menstruasi, pada masa ovulasi.
Baca Juga: Kerap Diusir Paksa Warga Indonesia, Maria Ozawa: Mereka Sebenarnya Mencintaiku, Tapi...
Sebelum seorang pria ejakulasi penuh, tubuhnya tetap dapat memproduksi cairan pra-ejakulasi yang juga dapat mengandung sel sperma.
Selain itu, wanita yang subur juga memproduksi cairan yang membantu sel sperma masuk dengan lebih mudah saat berhubungan seksual.
Jika cairan yang mengandung sperma dari laki-laki melakukan kontak dengan area kelamin wanita, meskipun kemungkinannya kecil, namun kehamilan tetap dapat terjadi tanpa adanya penetrasi.
Baca Juga: 'Pengecut Politik', Reaksi AS Gagal Mendakwa Donald Trump Mengecam Partai Republik
Fenomena ini pun kerap disebut sebagai splash pregnancy.
Sperma dapat masuk tanpa adanya penetrasi oleh alat kelamin pria, maupun masuk dengan adanya penetrasi dari mainan atau alat pembantu hubungan seksual yang terlibat.
Selain melalui hubungan seksual dengan penetrasi maupun splash pregnancy, kehamilan juga dapat terjadi dengan prosedur medis seperti intrauterine insemination (IUI) dan in vitro fertilization (IVF).
Baca Juga: Gempa Jepang Terkini: 30 Orang Terluka hingga 950 Ribu Rumah Kehilangan Aliran Listrik
Artikel Rekomendasi