Ridwan Kamil Tanggapi soal Mural: Mari Berdialog, Mural Adalah Seni Ruang Publik yang Temporer

- 2 September 2021, 09:30 WIB
Gubernur Jawa Barat angkat bicara soal fenomena mural, ia menyebut itu adalah seni ruang publik yang temporer.
Gubernur Jawa Barat angkat bicara soal fenomena mural, ia menyebut itu adalah seni ruang publik yang temporer. /Kolase foto Dok. Humas KNPI dan Instagram @ridwankamil

PR PANGANDARAN – Fenomena mural masih hangat dibicarakan di kalangan masyarakat, termasuk di unggahan Instagram Ridwan Kamil, Rabu, 1 September 2021.

Dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari unggahan Instagram Ridwan Kamil, @ridwa kamil, mengenai mural, ia menyoroti fenomena mural tersebut.

Ridwan Kamil menyebut perlu adanya dialog mengenai mural yang ada di zona abu-abu tersebut.

Baca Juga: dr Zaidul Akbar Bagikan Tips Wajah Glowing dan Flek Hitam Hilang Seketika Hanya dengan Dua Bahan

Isu mural ini masih berada di zona abu – abu, terlebih muncul suatu mural yang bertuliskan “Mural is Dead” atau mural telah mati.

Mural tersebut dipotret dan diunggah oleh Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat.

Tak lupa Ridwan Kamil menyematkan tanggapan di postingan tersebut.

Baca Juga: Rugi Miliaran Rupiah, Baim Wong Akui Sempat Difitnah: Enggak Mau Hidup Aja!

Eks Wali Kota Bandung tersebut mengatakan bahwa kita harus berdialog dalam merumuskan batasan yang boleh dan pantas, juga yang tidak boleh dan tidak pantas.

“Di dunia digitalpun, tidak semua dari kita paham mana itu kritik, argumentatif, mana itu bully, atau hinaan,” tutur Ridwan Kamil.

Dialog mengenai hal yang berada di zona abu–abu ini sangat penting di zaman sekarang saat segala sesuatu bisa diartikan beragam atau bisa menjadi mutitafsir.

Baca Juga: Jadwal Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Eropa: Swedia vs Spanyol, Hongaria vs Inggris

Jika belum ada kesepakatan, Ridwan Kamil menyebut tafsir boleh atau tidak boleh akan selalu menyertai perjalanan demokrasi di Indonesia.

Ridwan Kamil mengambil contoh saat kita berlalu lintas, ada abtas setopan, kebebasan berekspresipun dibatasi oleh kesepakatan budaya dan kearifan local.

"Itulah kenapa isu mural kritik kelihatannya masih berada di zona abu-abu," ujarnya/

Ridwan Kamil mengatakan bagi dia, mural adalah seni ruang publik yang temporer atau sementara.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Instagram @ridwankamil


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x