Banyak Pasien Covid-19 yang Jalani Isoman Justru Meninggal Dunia, Ini Kata Prof Zubairi Djoerban

17 Juli 2021, 19:00 WIB
Prof Zubairi Djoerban akhirnya buka suara menjelaskan alasan banyak pasien Covid-19 yang menjalani isoman justru berakhir meninggal dunia. //Pixabay/

PR PANGANDARAN - Indonesia saat ini sedang berjibaku dengan kasus Covid-19 varian Delta yang kian meningkat hingga tiap hari selalu berakhir dengan memperbarui rekor tertinggi. 

Dengan kasus Covid-19 yang makin meningkat, fasilitas kesehatan di Indonesia pun mulai kewalahan menampung pasien Covid-19 yang tak henti-hentinya datang.

Pada akhirnya pemerintah memilih mengeluarkan saran bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan diharapkan mampu melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah atau di tempat yang sudah disediakan pemerintah daerah.

Hanya saja, tim LaporCovid-19 mengungkap 547 kasus kematian akibat Covid-19 ternyata berasal dari pasien Covid-19 yang melakukan isoman di rumah.

Baca Juga: Sebut Jakarta dan Bali Akan Herd Immunity Agustus, Jokowi Minta Vaksinasi Fokus ke 3 Provinsi Ini

Atas sebab itu, Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban ikut buka suara menjelaskan alasan banyak pasien Covid-19 yang isoman justru berakhir meninggal dunia.

“Ada pertanyaan beberapa jurnalis: Kenapa pasien Covid-19 yang isoman itu banyak yang meninggal?,” kata Zubairi Djoerban, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Twitter pribadinya @ProfesorZubairi, Jumat, 15 Juli 2021.

Dalam hal ini, Prof Zubairi Djoerban menuturkan alasan yang mengakibatkan banyaknya pasien Covid-19 meninggal saat isoman itu lantaran banyak yang memiliki gejala berat namun ternyata tidak bisa dirawat intensif di rumah sakit.

“Jawaban saya clear. Karena banyak pasien dengan keluhan berat tidak bisa masuk ke rumah sakit. Artinya, tidak 100 persen pasien Covid-19 itu sebenarnya boleh isoman begitu saja,” kata Zubairi Djoerban.

Baca Juga: Denny Darko Sebut Ramalan Roy Kiyoshi Soal Waktu Kematiannya akan Meleset dan Ungkap Prediksinya

Artikel ini pernah tayang dengan judul "Soal Pasien Covid-19 Meninggal Saat Isoman, Profesor Zubairi Djoerban Beri Penjelasan"

Untuk itu, Prof Zubairi Djoerban menekankan tidak 100 persen pasien Covid-10 boleh melakukan isoman di rumah begitu saja.

Lebih lanjut, dia menegaskan bagi pasien Covid-19 yang dianjurkan dan boleh melakukan isoman di rumah hanya bagi mereka yang hasil rontgen paru-parunya dinyatakan dalam kondisi baik, begitu juga dengan saturasi oksigen normal.

“Pasien Covid-19 yang boleh isoman itu adalah yang rontgen parunya normal dan saturasi oksigennya tidak drop,” kata Prof Zubairi Djoerban.

Baca Juga: Sita Tyasutami, Pasien Covid-19 Pertama di Indonesia Kembali Muncul, Cerita Pengalaman Kehebohan Maret 2020

Lantas, dia sangat menganjurkan kepada pasien Covid-19 untuk mengecek kondisi paru-paru dalam keadaan normal atau tidak. Nantinya jika hasil rontgen mendapati adanya gejala pneumonia maka tentunya pasien harus mendapatkan perawatan yang intensif dan berbeda dengan pasien isoman.

“Jadi, perlukah orang yang isolasi mandiri itu di-rontgen? Ya perlu. Sebab, kalau ditemukan pneumonia pada dirinya, maka perawatannya akan beda total,” tutur Zubairi Djoerban.***(Nurul Khadijah/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler