Berkoar-koar Surabaya Zona Hijau Covid-19, Pakar: Risma PHP dan Lebay, Itu Hijau Semangka!

6 Agustus 2020, 14:08 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat meninjau renovasi Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Minggu 7 Juni 2020. //ANTARA/Humas Pemkot Surabaya

  PR PANGANDARAN - Wali Kota Surabaya, Tri Rimaharini mengatakan bahwa kini wilayah pimpinannya sudah memasuki zona hijau.

Dimana penyebaran Covid-19 menurun dan angka infeksi harian semakin berkurang.

Namun, usai diklaim sebagai zona hijau, kasus Covid-19 di surabaya kembali pecahkan rekor. Hingga Rabu, 5 Agustus 2020 siang, data positif Covid-19 di surabaya bertambah 105 kasus.

Baca Juga: Cinta Rizky Billar Ditolak Mentah-mentah oleh Lesty Kejora Ternyata karena Alasan ini

Hal Ini menjadikan Kota Pahlawan itu sebagai penyumbang kasus corona terbesar di Jawa Timur yang secara keseluruhan kemarin bertambah 432 kasus.

Seperti diberitakan warta ekonomi, keseluruhan kasus positif Covid-19 di Surabaya ada 9.073 orang kemarin.

Dengan angka kesembuhan mencapai 5.707 orang, atau naik 110 orang dari hari sebelumnya.

Baca Juga: 7 Potret Member BTS Tiru Pose Lucu Masa Kecil, V si Pangeran Cilik hingga RM Ketua Geng Sepatu Roda

Sementara yang meninggal naik 13 orang menjadi 794 orang. Fatality rate atau tingkat kematian di Surabaya mencapai 8,74 persen.

Kemudian, suspek alias yang dicurigai ada 2.806, bertambah 505 dari hari sebelumnya.

Surabaya dalam kategori wilayah zona merah penularan Covid-19.

Baca Juga: YouTuber Turah Parthayana Trending, Ternyata Gegara Lakukan Pelecehan Seksual pada Teman saat Nonton

Dengan begitu, klaim Walikota Surabaya Tri Rismaharini bahwa kotanya sudah masuk zona hijau pun terbantahkan.

Artikel ini pernah tayang di wartaekonomi dengan judul PHP dan Terlalu Lebay, Pamor Risma Ancur Gegara Corona

Pakar Epidemiologi dari Universitas Airlangga Windhu Purnomo menyebut, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota dan Provinsi yang dilaporkan ke pusat, Surabaya belum masuk zona hijau.

Baca Juga: Billy Syahputra 'Kepergok' Bertemu Sang Mantan, Amanda Manopo: Malah Gua Kasihan sama Elvira

Lantaran, kasus baru masih terus bermunculan. Selain itu, merujuk pada angka tingkat penularan atau Rate of Transmission (RT) corona, Surabaya belum memenuhi syarat. “RT Covid-19 di Surabaya fluktuatif,” tuturnya.

Selain itu, angka tingkat kematian atau fatality rate akibat Covid-19 di Surabaya, dua kali dari angka nasional. Di Kota Buaya itu, fatality rate-nya 8,74 persen.

Sementara Nasional kurang dari 4,5 persen. Sedangkan badan kesehatan dunia alias WHO menargetkan 2 persen.

Baca Juga: Justin Bieber 'Ajak' Lula Lahfah Live Instagram, Netizen: Makanya Beliebers Kalo Tidur Subuh Aja!

“Jadi tingkat keamanan Surabaya masih jauh. Hijau di Kota Surabaya adalah hijau semangka. Jadi hijaunya di kulit, tapi sesungguhnya di dalamnya merah,” kritik Windhu.

Windhu meminta Risma pun tidak terburu-buru mengklaim Surabaya sebagai zona hijau. Klaim itu, kata Windhu, bisa berbahaya.

“Itu nanti malah menyesatkan, sehingga masyarakat akan keluyuran dan itu justru berbahaya,” wanti-wantinya.

Baca Juga: Justin Bieber 'Ajak' Lula Lahfah Live Instagram, Netizen: Makanya Beliebers Kalo Tidur Subuh Aja!

Guru Besar Ilmu Politik dari Universitas Indonesia (UI) Profesor Budyatna melihat sisi lain dari kasus Corona di Surabaya.

Kata dia, tingginya angka penyebaran corona selama beberapa bulan belakangan berdampak pada pamor Risma.

“Soalnya dia kan mengklaim Surabaya sudah masuk zona hijau. Tapi, nyatanya kasus positif dan kematian terus bertambah, tentu saja pamornya meredup,” ujar Guru Besar Politik UI Prof Budyatna.

Baca Juga: Live Instagram Bareng Justin Bieber, Selebgram Lula Lahfah: Momen Terpanik Selama Hidup Gue

Menurutnya, Risma terlalu terburu-buru mengklaim Surabaya sudah masuk zona hijau. Sementara kenyataannya, tidak.

Akhirnya, banyak orang yang meragukan politisi PDIP itu. Risma dianggap tidak kredibel dan seolah memaksakan kehendak.

“Risma ini semacam jadi PHP alias pemberi harapan palsu. Jadi banyak yang kecewa ketika harapan itu tak se suai kenyataan,” pungkasnya.***(Redaksi WE)

 

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler