Merasa Paling Pancasilais dan Agamis, Jokowi: Biasanya Suka Menyalahkan Orang Lain!

14 Agustus 2020, 14:13 WIB
Jokowi /Antara /

PR PANGANDARAN - Dalam agenda pidato sidang tahunan MPR-RI dan sidang bersama DPR-RI dan DPD-RI tahun 2020, Presiden RI Joko Widodo mengingatkan soal nilai pancasila yang tak bisa ditukar.

Menurutnya, ideologi bangsa Indonesia tidak boleh ditukar untuk kemajuan ekonomi.

Kendati demikian, Jokowi menegaskan agar tidak ada orang yang merasa paling pancasilais dan agamais.

Baca Juga: Berasal dari Keluarga Terpandang di Bali, Ayah Jerinx SID Ternyata Bukan Orang Sembarangan

Hal itu lantaran, biasanya yang paling merasa benar adalah orang yang memaksakan kehendak sehingga melalukan tindakan 'tidak benar'.

"Jangan ada yang merasa paling benar sendiri, dan yang lain dipersalahkan. Jangan ada yang merasa paling agamis sendiri. Jangan ada yang merasa paling Pancasilais sendiri," kata Jokowi.

"Semua yang merasa paling benar dan memaksakan kehendak, itu hal yang biasanya tidak benar," tuturnya.

Baca Juga: BTS Dicecar 'Siapa yang Bakal Nikah Duluan?', Member Kompak Sebut Nama Ini Singgung Wasiat Keluarga

Lebih lanjut, demokrasi memang menjamin kebebasan, namun kebebasan yang menghargai hak orang lain.

"Jangan ada yang merasa paling benar sendiri, dan yang lain dipersalahkan," katanya.

"Kita tidak bisa memberikan ruang sedikit pun kepada siapa pun yang menggoyahkannya," tambahnya.

Baca Juga: Potret Krisdayanti Tampil dalam Balutan Kebaya Ungu saat Ikuti Sidang Tahunan MPR 2020

Contoh perbuatan tidak menukar ideologi tersebut menurut Presiden Jokowi adalah dengan bangga terhadap produk Indonesia.

"Kita harus membeli produk dalam negeri. Kemajuan Indonesia harus berakar kuat pada ideologi Pancasila dan budaya bangsa," ungkap Presiden seperti dilansirkan Antara.

Selanjutnya Presiden Jokowi juga ingin semua "platform" teknologi harus mendukung transformasi kemajuan bangsa.

Baca Juga: 6 Penyakit Berikut Berisiko Lebih Besar Menyerang Pria, dari Kanker Prostat Hingga Depresi

Presiden pun menyoroti peran media digital yang saat ini sangat besar harus diarahkan untuk membangun nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan.

"Semestinya, perilaku media tidak dikendalikan untuk mendulang 'click' dan menumpuk jumlah 'like' tapi seharusnya didorong untuk menumpuk kontribusi bagi kemanusiaan dan kepentingan bangsa," tambah Presiden.

Tujuan besar tersebut menurut Presiden, hanya bisa dicapai melalui kerja sama seluruh komponen bangsa dengan gotong royong.

Baca Juga: Boyong Uang DP, Eko Patrio Tawar Rans Entertainment Rp 400 Miliar Hinga Sikap Raffi Ahmad Begini

"Saling membantu, dan saling mengingatkan dalam kebaikan dan tujuan yang mulia," ungkap Presiden.***(Dadang Setiawan/Galamedia News)

 

 

 

 

 

 

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler