Pilih Bungkam, dr. Tirta Beberkan Alasan Menkes Terawan Tak Muncul di Publik: Takut ‘Digoreng’ Lagi

- 20 Desember 2020, 17:31 WIB
Relawan Covid-19, dr Tirta Mandira Hudhi.
Relawan Covid-19, dr Tirta Mandira Hudhi. /Instagram @dr.tirta

PR PANGANDARAN – Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto sudah lama menghilang sejak pandemi Covid-19.

Dia yang seharusnya paling bertanggung jawab memberikan kabar terbaru mengenai penyebaran virus seakan menyerahkan tugasnya pada orang lain.

Namun, ternyata ada alasan di balik menghilangnya dia dari publik. Hal ini diungkapkan oleh dr. Tirta saat berbincang dengan Karni Ilyas di kanal YouTube Karni Ilyas Club.

Baca Juga: Persiapkan Diri! Kartu Prakerja Gelombang 12 Segera Dibuka, Simak Syarat dan Ketentuannya di Sini!

“Sebenarnya Pak Terawan itu senior saya di UGM, pada waktu saya ngeritik beliau di tanggal 23 Maret, junior UGM marah ke saya beberapa,” ujar dr. Tirta dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com.

Dia melanjutkan jika Terawan memang dari awal jarang tampil di depan publik untuk memberikan kabar Covid-19, sedangkan di negara lain Menkes yang berbicara.

“Di negara manapun yang ber-statement mengenai penanganan Covid-19 itu adalah Menkes dan jubirnya, maka saya sangat seneng ketika Pak Yuri di depan tapi ketika Pak Yuri turun itu awal mula kita kacau balau,” ujarnya.

Baca Juga: Muncul Virus Corona Jenis Baru Lebih Ganas, Perayaan Natal 16 Juta Orang di Inggris Terpaksa Batal

“Saya waktu itu ngeritik Pak Terawan adalah ‘Tolong dong diperbaiki narasi PR-nya karena kayak Jerman, New Zealand, Aussie, Jepang, even US dan China itu yang ngomong selalu Menkes,”

Dia mengatakan jika yang memberikan informasi adalah Menkes maka rakyat akan cenderung tenang tapi di Indonesia malah pejabat yang lain.

“Ketika yang ngomong itu Menkes atau IDI itu rakyat lebih tenang. Nah sekarang kita lihat yang ngomong vaksin itu dominasinya kalau gak Pak Luhut, Pak Erick Thohir,” ucapnya.

Baca Juga: Akui Belum Mau Menikah Lagi, BCL Curhat Selama Ditinggal Ashraf Sinclair: Nangis-nangis Tiap Hari

“Bahkan ketika pengumuman status Covid-19 pertama kali di awal Maret itu yang ngomong bukan Menkes, tapi Pak Jokowi, nah ini trust issue,” lanjutnya.

Namun, menurut dr. Tirta alasan Terawan tak ingin bicara di depan publik karena apa yang diucapkannya selalu dipermasalahkan oleh media sehingga membuatnya enggan untuk berbicara lagi.

“Dia bilang ‘Wah nanti kalau saya ngomong digoreng lagi’, ya enggak itu udah risiko pejabat publik. Kita gak bisa menyenangkan semua orang tetapi dari situlah saya bilang Pak Terawan mungkin memerlukan manajemen komunikasi krisis sehingga komunikasinya itu terarah,” papar dr. Tirta.

Baca Juga: Sembilan Pasien Covid-19 Meninggal dalam Kebakaran Rumah Sakit di Turki

Saat Terawan menolak untuk datang ke acara Mata Najwa yang dipandu oleh Najwa Shihab pun, dr. Tirta menganggapnya sebagai keputusan yang tepat.

Hal ini karena Terawan bukan seharusnya bicara di TV tapi bicara di puskesmas atau bersama Nakes.

“Pak Terawan tuh harus ngomong bukan di acara TV manapun, Pak Terawan harus ngomong di Menkes atau di Puskesmas atau bersama Nakes,” katanya.

Baca Juga: Rating Meroket Drastis, Ini 5 Adegan Teratas Drama Korea 'The Penthouse' Favorit Pemirsa

Menurut dr. Tirta, Terawan merupakan tipikal dokter yang adem ayem dan cenderung menangkan dan itu sangat bagus saat berhadapan dengan pasien tapi menurutnya semuanya ‘digoreng’ oleh media.

“Itu niatnya baik menenangkan masyarakat digoreng media,” ucapnya.

“Dari hal itulah Pak Terawan mulai membatasi bicara kalau menurut saya karena takut digoreng oleh media. Kita sebagai netizen stop mengadili tapi mengkritisi sehingga orang-orang kayak Pak Terawan enggak takut bicara lagi,” tutupnya.

 

***

Editor: Nur Annisa

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x