PR PANGANDARAN - Kisah motivasi seorang guru honorer di daerah pedalaman Wamena, Papua viral di Twitter.
Hal tersebut dibagikan salah satu warganet yang bernama Daniel Leonard Sinaga yang menceritakan kisah tersebut melalui unggahannya pada Minggu, 10 Januari 2021.
"Pak Sulaiman adalah guru honorer dan pendeta di Desa Wamerek, nun jauh di pedalaman pegunungan tengah, Lembah Baliem, Wamena," kata Daniel mengawali cerita tersebut yang dikutip Tim PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Twitter pada Senin, 11 Januari 2021.
Baca Juga: 294.160 Pekerja Dikabarkan Belum Dapat BLT BPJS Ketenagakerjaan 2021, Ini Penjelasan Kemnaker
Ia membagikan kisahnya yang sempat menginap di kediaman Sulaiman. Daniel memutuskan untuk menumpang di rumah Sulaiman setelah berjalan kaki kurang lebih sekira lima jam dari titik akhir akses kendaraannya.
Menurut penuturannya, Sulaiman sudah menjadi guru honorer selama sepuluh tahun dan disebut sebagai satu-satunya guru bagi anak didik di daerah tersebut. Alasan lokasi yang jauh membuat guru PNS jarang datang ke lokasi itu.
"Beliau sudah puluhan tahun menjadi guru honorer. Bisa dikatakan beliau menjadi satu satunya tenaga pengajar bagi anak didiknya, karena kepala sekolah dan guru PNS tinggal di kota. Mereka hanya datang sebulan sekali, di awal bulan atau saat ujian," ujar Daniel.
Baca Juga: Tak Hanya Sriwijaya Air SJ 182, Berikut Daftar Kecelakaan Pesawat di Indonesia dari Tahun 2002
Menurut Daniel, sikap atasan dan rekan kerja Sulaiman itu tidaklah adil. Tetapi, ia menuturkan bahwa Sulaiman tidak terlihat berkeluh terhadap sikap atasan dan rekan kerjanya tersebut.
Berbekal niat mulia dan tekad yang kuat untuk memajukan anak-anak di kampungnya, Sulaiman berhasil menempuh pendidikan hingga sarjana.
"Beliau satu-satunya orang di kampungnya yang berhasil menyelesaikan pendidikan hingga sarjana, berkat dukungan missionaris dan tekad kuat mendidik anak anak Lembah Baliem agar bisa setara dengan anak anak daerah lain yang lebih maju," ujar Daniel.
Menurut Daniel, setiap sore, anak-anak selalu berkumpul di halaman rumahnya untuk membaca buku, belajar membaca dan berhitung.
"Beliau sangat mencintai pekerjaannya. Setiap sore banyak anak yang berkumpul diberanda rumahnya untuk membaca buku dan belajar membaca atau berhitung, diluar jam sekolah," kata Daniel.
Ketika ditanya terkait upah yang diterima, Sulaiman menjawab bahwa upahnya sebagai guru honorer dikatakannya lebih dari cukup.
Ia juga mengatakan bahwa sebernarnya Sulaiman mempunyai penghasilan lain untuk memenuhi kebutuhan ia dan keluarganya. Sulaiman juga mengatakan bahwa menjadi guru honorer hanya sebagai pelayanannya terhadap tuhan.
"Ladang dan kebun sudah memenuhi semua kebutuhan rumah tangganya. Menjadi guru honorer adalah bentuk pelayanannya terhadap Tuhan, sebagaimana beliau memimpin jemaatnya di setiap ibadah hari Minggu," kata Daniel mengakhiri ceritanya.***
Artikel Rekomendasi