Network
PR PANGANDARAN - Etnis Tionghoa sebagai minoritas sangat berterima kasih kepada mantan Persiden Indonesia K.H Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang telah memperbolehkan mereka secara bebas menggelar perayaan Tahun Baru tiap tahunnya, termasuk Imlek 2021 sejak masa masa mendiang Gus Dur menjabat dulu.
Keputusan Gus Dur sebagai persiden saat itu, menjadi awal mula Tahun Baru etnis Tionghoa di Indonesia dapat dirayakan secara terbuka dan meriah, termasuk Imlek 2021.
Pada 17 Januari 2000 itu pertama kalinya Tahun Baru etnis Tionghoa berskala nasional dapat dirayakan terbuka, sehingga pada Imlek 2021 ini masyarakat keturunan Tionghoa tak perlu lagi bersembunyi.
Mengutip tayangan Youtube Ganjar Pranowo yang sedang mengunjungi sebuah kelenteng di Semarang, menyoroti hal yang tidak biasa.
Baca Juga: Kebakaran dari Lilin Perayaan Imlek 2021 Memakan Korban, Petugas Kesulitan Evakuasi
Dari sederetan Sinci atau papan arwah yang dijajarkan di kelenteng tersebut terukir nama K.H Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang memiliki kedudukan sebagai “Bapak Tionghoa Indonesia pendukung minoritas,”.
Sinci tersebut selalu dipajang sebagai penghormatan kepada Gus Dur yang telah memperjuangkan kebebasan mereka untuk beragama dan merayakanya.
Pada kelenteng tersebut, nama Gus Dur terukir dalam Sinci yang memiliki atap masjid agung demak, tiga tingkat yang menunjukan Iman, ihsan dan islam.
Bahkan makanan kesukaan Gus Dur pun menjadi salah satu menu yang disajikan pada acara perayaan imlek di kelenteng tersebut.
Baca Juga: Seragam Imlek 2021 Keluarga Zaskia Adya Mecca Tuai Pujian, Ernest Prakasa: Bhaj Kama si Model Angpau
Artikel Rekomendasi