Google Doodle Hari Ini: Marie Thomas, Sosok Dokter Perempuan Pertama di Indonesia

- 17 Februari 2021, 08:20 WIB
Doodle memperingati hari kelahiran Dr. Marie Thomas./
Doodle memperingati hari kelahiran Dr. Marie Thomas./ /Google

PR PANGANDARAN - Google Doodle hari ini, Rabu, 17 Februari 2021 adalah Marie Thomas, sosok yang sangat penting dalam sejarah Indonesia yang menyandang gelar sebagai dokter perempuan pertama Indonesia.

Marie Thomas yang merupakan anak dari Adriaan Thomas dan Nicolina Maramis ini merupakan dokter perempuan pertama Indonesia, sekaligus pribumi yang tidak memiliki darah Belanda.

Selain dokter perempuan pertama Indonesia, dr. Marie Thomas pun merupakan ahli ginekologi dan kebidanan pertama di Indonesia. 

Baca Juga: Sempat Ngaku Jadi Ustaz dan Sindir Permenungan Arie Untung, Aldi Taher Dihujat Netizen: Gak Laku Sih Ya

Marie Thomas  bernama lengkap Maria Josephine Catherine Maramis dan dikenal juga sebagai Maria Walanda Maramis. Ia lahir 17 Februari  1896 di Likupang, Minahasa, Sulawesi Utara. 

Seperti yang PikiranRakyat-Pangandaran.com lansir dari laman Kemendikbud, Ia merupakan murid perempuan pertama yang masuk STOVIA dan satu satunya di antara 180 murid laki-laki pada saat itu. Karena ia perempuan, ia pun tidak tinggal di asrama sekolah itu. 

STOVIA merupakan singkatan dari School tot Opleiding van Indische Artsen atau sekolah kedokteran khusus pribumi.

Baca Juga: Nissa Sabyan Dicap Pelakor, Berselingkuh dengan Keyboardist hingga Istrinya Gugat Cerai

Jalannya ke STOVIA pun tak lepas dari jasa dokter perempuan pertama Belanda, Aletta Jacobs yang menyarankan pemerintah Hindia Belanda untuk menerima mahasiswa kedokteran perempuan untuk membantu persalinan masyarakat.

Marie Thomas pun berhasil masuk ke STOVIA setelah mendapat  beasiswa dari Studiefonds voor Opleiding van Vrouwelijke Inlandsche Artsen (SOVIA) atau beasiswa pendidikan bagi perempuan bumiputera .

Pada 26 April 1922 STOVIA menyatakan Marie Thomas lulus dengan nilai yang memuaskan, sehingga berhak menyandang gelar Indische Arts atau dokter Hindia. Kelulusannya menjadi bahan berita di Hindia Belanda, karena Marie Thomas menjadi dokter perempuan pertama di tanah air. 

Baca Juga: Cek Fakta: Tak Kuat, Tri Rismaharini Dikabarkan Mengundurkan Diri sebagai Menteri Sosial, Ini Faktanya

Pada awalnya, murid STOVIA dipandang rendah oleh kaum bangsawan Jawa. Namun, murid-murid lulusan sekolah ini kemudian membuktikan bahwa mereka bisa sukses dan berhasil menjadi seorang dokter.

Selain sebagai tempat semangat kebangkitan nasional terbentuk, STOVIA berhasil mencetak banyak dokter dan cendekiawan cemerlang, termasuk Marie.

Marie dikenal sebagai salah satu dokter yang berprestasi. Ia pun adalah orang yang pertama kali terlibat dalam kebijakan mengontrol kelahiran bayi lewat metode kontrasepsi Intrauterine Device (IUD).

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Rabu, 17 Februari 2021: Scorpio Tak Perlu Banyak Bicara, Capricorn Ingin Perubahan

Setelah lulus, Marie kemudian bekerja di Centraal Burger Ziekenhuis di Weltevreden atau rumah sakit pusat yang kini menjadi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Selama menjadi dokter, Marie banyak melakukan penelitian di bidang ginekologi dan kebidanan. 

Selain itu, ia pun pernah bekerja di kota Cirebon dan membantu wanita yang mengalami kesulitan dalam persalinan. Ia senang karena di sana, masyarakat sudah mempercayai medis karena seseorang dari kampung pedalaman memintanya untuk memeriksa kesehatannya.

Perempuan yang bernama lengkap Marie Thomas Maramis ini kemudian menikah dengan juniornya di STOVIA,  Mohammad Joesoef. Ia bersama suaminya kemudian pindah ke Bukittinggi, Sumatera Barat.

Baca Juga: Sama-sama Bucin, Ini Komentar Ibundan Amanda Manopo Soal Keseriusan Billy Syahputra

Di sana, ia bekerja di rumah sakit umum Bukittinggi. Selain itu, membuka praktek untuk masyarakat setempat tanpa menetapkan biaya dan menyediakan obat untuk orang yang tidak mampu.

Pada masa kedudukan Jepang, ia merawat anak-anak yang terpisah dengan orang tuanya.

Marie yang aktif di organisasi Persatoean Minahasa ini membangun Sekolah kebidanan pertama di Sumatera dan kedua di Indonesia pada tahun 1950.

Marie wafat pada 29 Oktober 1966 akibat pendarahan otak. Ia dimakamkan di samping makam suaminya yang meninggal lebih dulu di dekat rumahnya di Bukittinggi.***

 

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah