Jokowi dan PM Malaysia Usulkan Pertemuan Menlu ASEAN untuk Bahas Situasi Myanmar, Retno Marsudi Mulai Gerak

- 19 Februari 2021, 10:17 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi).*
Presiden Joko Widodo (Jokowi).* /instagram.com/@jokowi



PR PANGANDARAN - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin di Jakarta pada 5 Februari 2021.

Keduanya mengusulkan agar menteri luar negeri (menlu) anggota ASEAN bertemu dan membahas situasi di Myanmar sebagai 'satu keluarga'.

Menlu Indonesia dan Malaysia telah menyampaikan usulan tersebut kepada Brunei Darussalam, selaku ketua ASEAN periode 2021.

Brunei telah menerima usulan tersebut dan menggelar pertemuan virtual dengan Myanmar pada 11 Februari 2021.

Baca Juga: Nissa Sabyan Terbukti 'Pelakor', Adik Ayus Sabyan Syok: Abang Saya Tidak Mengerti Tiba-tiba Cinta

Diketahui, pemerintahan militer Myanmar awal bulan ini melakukan kudeta terhadap pemerintah di Naypyitaw dan menangkap penasihat negara Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, serta sejumlah politisi partai Liga Nasional untuk Demokrasi dan aktivis.

Setelah kudeta, militer menetapkan status darurat yang berlaku selama satu tahun. Kepemimpinan di Myanmar, selama status darurat berlangsung, dipimpin oleh Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Min Aung Hlaing.

Berdasarkan usulan dari Jokowi, Menlu Retno Marsudi temui Menlu Singapura Vivian Balakrishnan di Singapura, Kamis, 18 Februari 2021.

Baca Juga: Ada Potongan Tubuh yang Bisa Dimakan, Pria Korban Mutilasi ini Ternyata Kue Vanila yang Viral

Keduanya membahas perkembangan situasi di Myanmar dan langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

"Kedua menteri sepakat ASEAN dapat memainkan peran penting memfasilitasi dialog yang konstruktif serta (membantu, red) mengembalikan situasi normal dan stabilitas di Myanmar," ungkap Vivian, seperti dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari ANTARA News, Jumat, 19 Februari 2021.

Retno dan Vivian Balakrishnan membahas langkah-langkah yang bisa ditempuh ASEAN untuk merespons situasi di Myanmar, termasuk mendorong dialog yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk negara-negara mitra.

Baca Juga: Crazy Rich Malang Bagi-Bagi Mobil BMW ke Karyawan : Kesejahteraan Bukan hanya Milik Bos!

Vivian Balakrishnan menyeru seluruh pihak di Myanmar untuk menahan diri dan menurunkan ketegangan.

"Peluru tajam tidak boleh ditembakkan ke warga sipil yang tidak bersenjata dalam situasi apapun," ucap menlu Singapura itu.

Kedua menteri juga menyampaikan rasa prihatin terhadap perkembangan situasi di Myanmar setelah kudeta militer di Naypyitaw pada 1 Februari 2021.

"Keduanya berharap seluruh pihak dapat mengedepankan dialog untuk mencapai resolusi damai dan rekonsiliasi nasional di Myanmar, termasuk kembali ke pemerintahan yang demokratis," pungkas Vivian Balakrishnan.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x