Konsumen Masih Trauma, Pedagang Daging Alami Kerugian Besar-besaran Usai Kasus Daging Babi Terkuak

- 14 Mei 2020, 14:53 WIB
PETUGAS Satgas Ketahanan Pangan Kabupaten Bandung mengambil potongan daging sapi dari lapak pedagang untuk diuji laboratorium, yang disaksikan langsung oleh Kapolresta Bandung Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Hendra Kurniawan (ketiga dari kanan) saat melakukan Sidak di Pasar Baleendah, Kabupaten Bandung, Selasa (12/5/2020). Hal itu dilakukan sebagai upaya dalam menjaga stabilitas ketahanan pangan di tengah pandemi.
PETUGAS Satgas Ketahanan Pangan Kabupaten Bandung mengambil potongan daging sapi dari lapak pedagang untuk diuji laboratorium, yang disaksikan langsung oleh Kapolresta Bandung Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Hendra Kurniawan (ketiga dari kanan) saat melakukan Sidak di Pasar Baleendah, Kabupaten Bandung, Selasa (12/5/2020). Hal itu dilakukan sebagai upaya dalam menjaga stabilitas ketahanan pangan di tengah pandemi. /ADE MAMAD//

PIKIRAN RAKYAT - Penjual daging babi menyaru daging sapi berhasil ditangkap pihak kepolisian setempat, namun masyarakat nampaknya masih trauma dengan aksi penipuan tersebut

Pasalnya pelaku mengaku telah menjalankan aksi ini sejak awal 2019 lalu, berarti hampir satu tahun daging sapi palsu dijajakan di pasar Kabupaten Bandung.

Kerugian dari kasus daging babi menyerupa daging sapi ini tidak hanya sebatas finansial, namun pelaku juga telah menodai syariat agama Islam.

Baca Juga: Imbas Lockdown Corona, Wanita India Lahirkan Bayi saat Mudik dengan Berjalan Kaki Sejauh 160 Km

Kini, akibat ulah oknum tak bertanggungjawab yang menjual daging babi menyaru daging sapi di Kabupaten Bandung, para penjual daging lain terkena imbasnya.

Dilaporkan PRFM News, para penjual daging mengaku mengalami penuruan omzet yang cukup tinggi, padahal biasanya mendekati lebaran mereka ramai pembeli.

Hal ini terjadi karena dampak kasus tersebut yang telah mengikis kepercayaan konsumen terhadap para penjual daging di Pasar Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Potensi Merubah Status dari Pandemi Jadi Endemik, WHO: Virus Corona Mungkin Tak Akan Pernah Hilang

Salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Dimensi, Heri, mengatakan kini para pembeli menjadi takut untuk membeli daging kepadanya.

Selain melayani transaksi, dirinya juga harus berusaha meyakinkan para pembeli bahwa daging yang ia jajakan bukanlah daging babi, melainkan daging sapi asli.

"Pembeli jadi banyak tanya, ini daging apa gitu. Terus omzet menurun, jadi sepi udah beberapa hari ini langsung semenjak ada kasus itu," kata Heri di Pasar Dimensi, Margaasih, Kabupaten Bandung pada Rabu, 13 Mei 2020.

Baca Juga: Kisah Haru di Balik Kesuksesan Tukul Arwana, Jadi Sopir Angkot hingga Miliki Ratusan Kontrakan

Sebelum ada kasus peredaran daging babi, kata Heri, dalam satu hari dirinya bisa menjual hingga 100 kilogram daging sapi.

Tapi sayang, kini untuk menjual 50 kilogram daging saja susahnya minta ampun.

Heri bercerita bahwa omzet dagangannya sudah menurun bahkan sejak pandemi virus corona atau Covid-19 turut mewabah di wilayah Bandung Raya.

Baca Juga: Tsania Marwa Gugat Harta Gono-gini Sebesar Rp 3 Miliar, Atalarik Syah: Saya Cukup Kaget

Kini Heri harus menelan kenyataan pahit lagi sebab omzetnya makin menurun setelah adanya kasus peredaran daging babi menyaru daging sapi.

Sementara itu pedagang daging sapi lainnya, Ucu, bercerita bahwa kini dalam satu hari penjualannya tak akan lebih dari 30 kilogram saja.

Padahal sebelumnya, dia bisa menjual hingga 50 kilogram dalam sehari.

Baca Juga: Sering Gunakan Headset untuk Main Game, Telinga Bocah 10 Tahun Jadi Tempat Bersarangnya Jamur

"Sekarang mah 30 kilo juga ga habis," ujarnya.

Ucu berharap kondisi penjualan daging bisa segera normal.

Ia juga memastikan bahwa daging sapi yang dijual di Pasar Dimensi, Margaasih, Kabupaten Bandung adalah daging sapi segar yang didatangkan langsung dari rumah potong hewan yang legal.*** (PRFM News)

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: PRFM News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x