Gunung Anak Krakatau Meletus Dahsyat, Ini Peringatan PVMBG untuk Kapal Angkut Pemudik Lebaran via Selat Sunda

- 26 April 2022, 07:55 WIB
Letusan Gunung Anak Krakatau.
Letusan Gunung Anak Krakatau. /PVMBG/

PANGANDARAN TALK - Potensi bahaya Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda menjangkau hingga 5 kilometer dari pusat kawah.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun menaikkan status Gunung Anak Krakatau ini dari waspada level II menjadi siaga level III.

Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan, sejak 15 April 2022 Gunung Anak Krakatau secara terus menerus sudah menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik.

Baca Juga: TES PSIKOLOGI: Sekilas Pintu Ini Sangat Menyeramkan, tetapi Anda akan Menemukan Makna Terhebat di Dalamnya

Aktivitas vulkanik itu ditandai dengan embusan asap serta tingginya erupsi kolom dengan variasi setinggi 1.000 sampai 2.000 meter dari muka air laut.

Bahkan, kata Hendar, dalam tiga hari terakhir erupsi kolom sudah mencapai 3.000 meter.

Berdasarkan pantauan satelit Sentinel-5 (Tropomi) menunjukkan keluarnya emisi belerang dioksida yang mulai teramati pada tanggal 14 April.

Belerang dioksida itu dimuntahkan melalui kawah sebanyak 28,4 ton per hari, meningkat menjadi 68,4 ton per hari pada 15 April.

Baca Juga: Inilah Profil Arsan Makarin, Skuad Muda yang Dipromosikan Persib untuk Mengarungi Kompetisi Musim Depan

Setelah itu meningkat lagi secara drastis pada tanggal 23 April sebesar 9.219 ton per hari.

Hendra menjelaskan pantauan dari magma itu berhubungan dengan peningkatan aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau saat ini.

Peningkatan belerang dioksida yang signifikan, lanjut dia, itu menandakan munculnya suplai magma baru dan adanya material magmatik yang keluar ke permukaan berupa lontaran material pijar yang diikuti oleh aliran lava.

Baca Juga: Tanggal Berapakah Lebaran Idul Fitri 1443 H? Saksikan Sidang Isbat Kemenag Akhir Pekan Ini

Jumlah belerang dioksida yang mencapai 9,2 kiloton, mendekati kuantitas pengeluaran saat erupsi periode 2018, yaitu Juni-Agustus 2018 yang mencapai 12,4 kiloton, lalu pada September-Oktober 2018 sebanyak 19,4 kiloton.

Sementara berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) menunjukkan hampir seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau yang berdiameter lebih kurang 2kilometer itu merupakan kawasan rawan bencana.

Berdasarkan data-data visual dan instrumental potensi bahaya saat ini, adalah lontaran material pijar dalam radius 2 kilometer dari pusat erupsi.

Baca Juga: Lepas dari Persib Bandung, Kiper Ini Hijrah ke Dewa United FC. Dapat Komentar ini dari Kapten Jupe

Oleh karena itu masyarakat yang bermukim atau yang beraktivitas di luar jarak radius 5 kilometer dari pusat kawah relatif aman.

"Termasuk masyarakat yang melakukan mudik menggunakan transportasi kapal laut yang jaraknya puluhan kilometer (dari Gunung Anak Krakatau)," ujar Hendra, , dikutip Pangandaran Talk dari Antara, Selasa (26/42022).

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta warga maupun wisatawan untuk tidak mendekati gunung paling aktif ini hingga radius minimal 5 kilometer dari kawah aktif.

Baca Juga: Paket Sembako Murah Subsidi Pemprov Jabar, Isi Beras sampai Minyak Goreng. Cek Harganya di Sini

"Peningkatan status ini dilakukan setelah melihat hasil pemantauan visual dan instrumental Gunung Anak Krakatau menunjukkan adanya kenaikan aktivitas yang semakin signifikan," kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono.***

Editor: Fikri Mahendra

Sumber: Antara


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x