Koar-koar Soal Moderasi Agama, Wamenag Gandeng Tokoh Dukung Program Bimtek Penceramah Bersertifikat

PR PANGANDARAN - Kementerian Agama mengadakan acara Sosialisasi Program Bimtek Penceramah Agama Bersertifikat Rabu, 16 September 2020 kemarin.

Dalam acara sosialisasi tersebut, Wamenag menyampaikan tujuan program tersebut untuk meningkatkan layanan bimbingan keagamaan melalui para penceramah, serta meningkatkan pemahaman nilai-nilai moderasi beragama.

Dilansir dari Kemenag.go.id, dalam pembukaan acara Sosialisasi Program Bimtek Penceramah Agama Bersertifikat, Wamenag Zainut Tauhid menyampaikan bahwa moderasi beragama yang tengah dibahas Kementerian Agama perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Baca Juga: Sikapi Isu-isu Keagamaan, Kemenag Gelar Bimtek Penceramah Agama Bersertifikasi Virtual

Wamenag Zainut Tauhid mengatakan pihak-pihak terkait yang dianggap memiliki peran penting dalam hal tersebut adalah tokoh agama, penceramah, pimpinan ormas, dan pimpinan lembaga keagamaan.

“Perlu dukungan para tokoh agama, da’i, ormas, serta lembaga keagamaan, untuk senantiasa menghadirkan nilai-nilai agama yang moderat di tengah-tengah masyarakat,” ungkapnya.

Acara Sosialisasi Program Bimtek Penceramah Agama Bersertifikat tersebut, dihadiri oleh para Pemimpim Ormas Islam, Pimpinan Lembaga Dakwah, Sekretaris Ditjen Bimas Islam M Fuad Nasar, Direktur Penerangan Agama Islam Juraidi, Kepala Biro Hukum dan KerjaSama Luar Negeri Mudhofir, dan pejabat Eselon III dan VI di lingkungan Bimas Islam Kementerian Agama.

Baca Juga: Bakal Tindak Lanjut Kritikan Internal Ahok, Pertamina: Itu Bukan Buka-buka Aib Perusahaan

Wamenag Zainut Tauhid pun mengatakan bahwa moderasi beragama harus memiliki prinsip dan nilai-nilai keadilan, moderat, dan seimbang.

“Moderasi beragama yang berprinsip pada nilai-nilai keadilan (i’tidal), moderat (tawasuth), dan seimbang (tawazun) perlu terus diperkuat dan diperluas,” lanjut Wamenag.

Wamenag Zainut Tauhid pun berharap bahwa dengan adanya Program Bimtek Penceramah Agama Bersertifikat tersebut, kehidupan beragama di Indonesia menjadi sehat, harmonis, dan rukun.

“Dengan menguatnya pemahaman serta praktik moderasi beragama di masyarakat, kehidupan beragama di Indonesia menjadi sehat, harmonis, dan rukun. Itulah yang dibutuhkan dalam proses pembangunan bangsa,” ujarnya. ***