Terbaru Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Inilah Deretan Legenda Indonesia Peraih Emas Olimpiade Sejak 1992

2 Agustus 2021, 15:00 WIB
Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, berikut deretan legenda peraih emas di Olimpiade. /Antara

PR PANGANDARAN - Sejak tahun 1992, badminton diikutsertakan dalam pesta olahraga dunia, Olimpiade.

Sejak saat itu, atlet badminton Indonesia berusaha meraih podium tertinggi di Olimpiade dan mencetak apa yang disebut dengan tradisi medali emas.

Kecuali tahun 2012, atlet badminton Indonesia selalu menyumbangkan satu buah medali emas di tiap Olimpiade.

Baca Juga: Sabet Emas di Olimpiade Tokyo, Greysia Polii-Apriyani Rahayu Beberkan Rahasia Kompak Meski Usia Terpaut Jauh

Hal ini tak lepas dari perjuangan mereka setelah melawan para atlet dari seluruh dunia yang tak kalah tangguhnya.

Dari Alan Budikusuma-Susi Susanti hingga Greysia Polii/Apriyani Rahayu, berikut para peraih medali emas di Olimpiade dari waktu ke waktu, seperti PikiranRakyat-Pangandaran.com rangkum dari berbagai sumber.

1. Olimpiade Barcelona 1992

Baca Juga: Twitter Rilis Kompetisi untuk Menemukan Bias dalam Algoritma Foto, Hadiah Ratusan Dollar AS

Pasangan Susi Susanti dan Alan Budikusuma merupakan dua putra dan putri terbaik

Susy Susanti meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 setelah mengalahkan Bang Soo Hyun (Korea Selatan) dengan skor 5-11, 11-5, 11-3.

Pada Olimpiade Barcelona 1992, Alan Budikusuma menjadi juara di nomor tunggal putra setelah mengalahkan sesama wakil Indonesia, Ardy B Wiranata, dengan skor 15-12, 18-13.

Baca Juga: Ganda Putri Raih Emas Olimpiade Tokyo 2020, Doa Greysia Polii Terkabul: Kami Ingin Mengubah Sejarah

Alan Budikusuma dan Susi Susanti. Selanjutnya lama mereka pun menikah dan dikenal sebagai pengantin Olimpiade.

2. Olimpiade Atlanta 1996

Ricky/Rexy menjadi juara Olimpiade Atlanta 1996 usai berhasil mengalahkan Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock (Malaysia) 5-15, 15-13, 15-12.

Baca Juga: Cetak Gol Tunggal di Babak Extra Time, AS Juara Piala Emas Concacaf 2021

Perjuangannya di babak final itu, dikatakan Ricky berlangsung cukup menegangkan karena mereka tertinggal di set pertama.

Meski demikian, rasa tegang terus berkecamuk sepanjang laga bia iaidengan membalikkan keadaan di game selanjutnya.

Tekanan ini diakibatkan oleh kehebatan Cheah/Yap yang merupakan salah satu musuh bebuyutan mereka, yang tak mudah juga untuk dikalahkan.

Baca Juga: Pengantin Pria di AS Tembak Temannya Sendiri di Hari Pernikahan, Ini Penyebabnya

3. Olimpiade Sidney 2000

Candra Wijaya adalah salah satu peraih medali emas Olimpiade di pembuka milenium, 200.

Iaa bersama Tony Gunawan meraih emas Olimpiade 2000 di Sydney setelah di babak final ganda putra mengalahkan pasangan andal Korea Selatan, Lee Dong Soo/Yoo Yong Sung dengan rubber set, 15-10, 9-15, dan 15-7.

Baca Juga: Disorot Media Asing, Tidak Punya Apapun, Pria Asal Solo Ini Tawarkan Sepatu Demi Sekotak Susu

4. Olimpiade Athena 2004

Olimpiade Athena 2004 ditandai oleh kememangan legenda bulutangkis Taufik Hidayat.

Taufik mengalahkan unggulan ketujuh asal Korea, Shon Seung Mo, dalam dua game langsung, 15-8, 15-7 di babak final.

Ia mencetak sejarah dengan menjadi pemenang tunggal putra bon unggulan yang berhasil meraih podium tertinggi.

Baca Juga: Diserbu Netizen, Nafa Urbach Ikuti Tren Ikoy-ikoyan Arief Muhammad, Apa Hadiahnya?

5. Olimpiade Beijing 2008

Emas Olimpiade Beijing dipersembahkan oleh Markis Kido dan Hendra Setiawan di nomor ganda putra.

Hendra/Kido mampu menaklukan wakil China di kandangnya, Cai Yun/Fu Hai Feng menjelang hari kemerdekaan Indonesia.

Kala itu Hendra/Kido berhasil mengalahkan Cai/Fu di hadapan publiknya sendiri, dengan skor akhir 12-21, 21-11, 21-16.

Baca Juga: Kebakaran di California, Ribuan Orang Melarikan Diri, 240 Hektar Hutan Terbakar

Syaangnya, pada 14 Juli tahun 2021 ini, Markis Kido sang Olympian meninggal dunia.

Di sisi lain mantan partnernya, Hendra Setiawan melaju ke babak semifinal bersama Mohammad Ahsan.

6. Olimpiade Rio 2016

Usai puasa medali emas di tahun 2012, Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad datang membalas dendam di Olimpiade Tokyo 2021.

Baca Juga: Cek Fakta, Akun Twitter Ini Unggah Foto Jadwal Varian Covid-19, Simak Faktanya

Mereka emas ganda campuran Olimpiade 2016 di Rio, Brasil usai mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying

Di partai puncak, Tontowi/Liliyana berhasil menyudahi perlawanan dengan dua set langsung, 21-14 dan 21-12.

Owi/Butet merupakan satu-satunya peraih medali emas dari Indonesia di sektor ganda campuran.

Baca Juga: Bagi-Bagi Duit hingga Ratusan Juta, Arief Muhammad Berikan Syarat Mudah untuk Mendapatkannya

7. Olimpiade Tokyo 2020

Emas Olimpiade Tokyo 2020 dipersembahkan oleh ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Sepwrti Oqi/Butet, Greysia Polii memiliki kenangan pahit di Olimpiade Lindon 2012 lalu.

Ia pun sempat berpikiran untuk pensiun sebelum bertemu partner yang mendampinginya di Olimpiade Tokyo, Apriyani Rahayu.

Baca Juga: Mnet Akhirnya Berikan Kompensasi untuk 11 Konstestan Korban Manipulasi Voting 'Produce 101'

Apriyani/Greysia langsung setelah dipasangkan. Hasilnya, mereka pun mencetak rekor sebagai satu-satunya ganda putri yang memenangkan medali emas di ajang ini.

Greysia Polii dan Apriyani Rahayu berhasilmeraih emas usia mengalahkan wakil dari China, Jia Yi Fan/Shin Seung Chan.

Wakil Indonesia ini pun menjadi penerus tradisi medali emas olimpiade untuk Indonesia setelah menang dua game, 21-19, 21-14.***

Editor: Imas Solihah

Tags

Terkini

Terpopuler