"Rasisme, homofobia, seksisme, dan semua bentuk diskriminasi adalah noda di masyarakat kita - dan merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh permainan hari ini," kata pernyataan UEFA.
"Perilaku diskriminatif telah merusak pertandingan itu sendiri dan, di luar stadion, wacana online seputar olahraga yang kita cintai.
"Namun, UEFA, melalui undang-undangnya, adalah organisasi yang netral secara politik dan agama. Mengingat konteks politik dari permintaan khusus ini - sebuah pesan yang ditujukan pada keputusan yang diambil oleh parlemen nasional Hungaria - UEFA harus menolak permintaan ini."
Baca Juga: Italia Ingin Ambil Alih Euforia Final Euro 2020, Bujuk UEFA Pindahkan Laga ke Stadion di Roma
Sedangkan Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) mengatakan juga akan memilih protes atau gerakan apa pun yang diadakan pada tanggal selain hari Rabu.
Menyusul permintaan Walikota Munich itu, Menteri Eropa Jerman Michael Roth mengatakan kepada wartawan menjelang pertemuan dengan rekan-rekan Uni Eropa di Luksemburg, bahwa undang-undang baru Hungaria jelas melanggar nilai-nilai Uni Eropa.
Sementara itu, UEFA sedang menyelidiki potensi insiden diskriminatif yang terjadi selama dua pertandingan pertama Hungaria di Euro 2020 di Puskas Arena.
Kelompok anti-diskriminasi Fare mengirimkan laporan yang menyoroti dugaan spanduk homofobik di tribun penonton selama kekalahan 3-0 dari Portugal di Budapest pada 15 Juni 2021.
Selain itu, nyanyian rasis juga dilaporkan terdengar saat Hungaria bermain imbang 1-1 dengan Prancis pada 19 Juni.
Artikel Rekomendasi