Jelang Euro 2020 Jerman vs Hongaria, UEFA Tolak Permintaan Allianz Arena Diberi Warna Pelangi

- 23 Juni 2021, 08:00 WIB
Jelang laga Euro 2020 Jerman vs Hongaria, UEFA menolak permintaan  Wali Kota Munich yang ingin menyalakan warna pelangi di Allianz Arena.
Jelang laga Euro 2020 Jerman vs Hongaria, UEFA menolak permintaan Wali Kota Munich yang ingin menyalakan warna pelangi di Allianz Arena. //Reuters/Michael Dalder

PR PANGANDARAN - Jelang pertandingan Euro 2020 saat Jerman vs Hungaria, UEFA mendadak menolak sebuah permintaan dari Wali Kota Munich yang ingin menerangi Allianz Arena dengan warna pelangi.

Meski Allianz Arena terpilih untuk pertandingan penyisihan grup terakhir Euro 2020, Jerman melawan Hungaria, tetapi UEFA menolak permintaan tuan rumah Wali Kota Munich untuk stadion dinyalakan dengan warna pelangi.

Diketahui, Wali Kota Munich Dieter Reiter mengatakan ingin menyalakan warna pelangi di Allianz Arena yang dipakai sebagai tempat laga Jerman vs Hongaria di Euro 2020, yang mana ini sebagai protes terhadap undang-undang baru di Hongaria.

Baca Juga: Peruntungan Zodiak Aries, Taurus, dan Gemini 23 Juni 2021: Jangan Jujur, Tidak Semua Orang Suka Kebenaran!

Lebih lanjut, undang-undang baru yang berlaku di Hongaria tersebut melarang orang gay tampil dalam materi atau program pendidikan sekolah untuk anak di bawah 18 tahun.

Bahkan, Hongaria juag melarang konten di sekolah yang dianggap mempromosikan homoseksualitas dan perubahan gender.

Atas sebab itu, UEFA menolak permintaan Walikota Munich karena percaya gerakan itu memiliki konteks politik.

Kemudian, UEFA malah mengusulkan tanggal alternatif untuk Allianz Arena, rumah bagi Bayern Munich, untuk dinyalakan dengan warna pelangi.

Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini Rabu, 23 Juni 2021: SCTV, NET TV, RCTI, dan TV One, Ada Copa America 2021 dan Euro 2020

Tepatnya, UEFA menyarankan 28 Juni yang merupakan Hari Pembebasan Jalan Christopher, sehingga mereka bisa mengenang protes oleh orang-orang gay di New York pada tahun 1969.

"Rasisme, homofobia, seksisme, dan semua bentuk diskriminasi adalah noda di masyarakat kita - dan merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh permainan hari ini," kata pernyataan UEFA.

"Perilaku diskriminatif telah merusak pertandingan itu sendiri dan, di luar stadion, wacana online seputar olahraga yang kita cintai.

"Namun, UEFA, melalui undang-undangnya, adalah organisasi yang netral secara politik dan agama. Mengingat konteks politik dari permintaan khusus ini - sebuah pesan yang ditujukan pada keputusan yang diambil oleh parlemen nasional Hungaria - UEFA harus menolak permintaan ini."

Baca Juga: Italia Ingin Ambil Alih Euforia Final Euro 2020, Bujuk UEFA Pindahkan Laga ke Stadion di Roma

Sedangkan Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) mengatakan juga akan memilih protes atau gerakan apa pun yang diadakan pada tanggal selain hari Rabu.

Menyusul permintaan Walikota Munich itu, Menteri Eropa Jerman Michael Roth mengatakan kepada wartawan menjelang pertemuan dengan rekan-rekan Uni Eropa di Luksemburg, bahwa undang-undang baru Hungaria jelas melanggar nilai-nilai Uni Eropa.

Sementara itu, UEFA sedang menyelidiki potensi insiden diskriminatif yang terjadi selama dua pertandingan pertama Hungaria di Euro 2020 di Puskas Arena.

Kelompok anti-diskriminasi Fare mengirimkan laporan yang menyoroti dugaan spanduk homofobik di tribun penonton selama kekalahan 3-0 dari Portugal di Budapest pada 15 Juni 2021.

Baca Juga: Nasib Shio Tikus, Shio Kerbau, dan Shio Macan 23 Juni 2021: Sebelum Teken Kontrak, Minta Saran Orang Ini!

Selain itu, nyanyian rasis juga dilaporkan terdengar saat Hungaria bermain imbang 1-1 dengan Prancis pada 19 Juni.

Selama dua pertandingan pertama Grup F Jerman, penjaga gawang dan kapten Manuel Neuer mengenakan ban lengan pelangi untuk menunjukkan dukungannya kepada komunitas LGBTQ+ selama Month Pride.

UEFA menyelidiki apakah langkah itu dapat ditafsirkan sebagai politik, tetapi menemukan Neuer tidak boleh menghadapi tindakan disipliner karena ia mempromosikan tujuan yang baik.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah