PANGANDARAN TALK - Gonjang-ganjing menyelimuti insan sepak bola tanah air pasca terjadinya kerusuhan di stadion Kanjuruhan Malang 1 Oktober 2022 lalu.
Gelombang desakan datang secara bergantian untuk menuntut diusutnya kasus kerusuhan secara tuntas.
Bahkan muncul tuntutan dari para suporter dengan menjadwalkan agenda unjuk rasa agar Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan mundur dari jabatannya saat ini dan dilakukannya Kongres Luar Biasa.
Suporter menginginkan seluruh jajaran pengurus PSSI mundur dari jabatannya saat ini sebagai pertanggungjawaban atas terjadinya kerusuhan di stadion Kanjuruhan.
Tragedi yang telah merenggut 133 nyawa Aremania usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di pekan ke 11 BRI Liga 1 2022/2023.
Akibatnya, pemerintah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mengusut tuntas kasus kerusuhan di stadion Kanjuruhan, Malang.
Namun nyatanya, pemberitaan menyebutkan PSSI menolak rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan soal Kongres Luar Biasa PSSI.
Hal tersebutlah yang menjadi salah satu pemicu suporter untuk mengagendakan rencana unjuk rasa.
Mendengar isu tersebut, pihak PSSI sendiri menanggapi rencana unjuk rasa para suporter untuk menuntut pengurus agar segera mundur dari jabatannya.
Dikutip dari situs Republikbobotoh.com menyebutkan bahwa Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Ahmad Riyadh mempersilahkan apabila suporter ingin melakukan.
"Ya tidak ada masalah," kata ketua komite wasit PSSI tersebut.
Selain itu, Ahmad Riyadh pun membeberkan kepada masyarakat mengenai hasil KLB sejak tahun 2012.
"Indonesia berapa kali KLB? Sudah empat kali dari 2012 tapi hasilnya kaya gini terus," ujar Ahmad Riyadh.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI tersebut pun menjelaskan mengenai keterkaitan hubungan antara PSSI dan suporter.
"Kami harus konsentrasi jadi lebih baik, kami hargai masyarakat, kami tidak bisa berdiri sendiri. PSSI perlu suporter perlu pengamat," ujarnya.
Baca Juga: Pulau Dewata Dilanda Bencana Banjir dan Longsor, Pemain Persib ini Sampaikan Bela Sungkawa
Diluar dari agenda unjuk rasa yang telah direncanakan, Aremania sendiri telah melakukan beberapa aksi turun kejalan.
Sejumlah spanduk dengan beragam tulisan menohok guna diusutnya kasus kematian 133 Aremania dan ratusan korban luka-luka di Stadion Kanjuruhan Malangm
Salah satu tulisan di spanduk yang cukup menarik perhatian yaitu “Jika Sepak Bola Jadi Pemersatu Bangsa, Kenapa Harus ada Korban Jiwa”.
Baca Juga: Luizinho Passos Ungkap Dua Rahasia Penting Timnas Indonesia, Sorot Shin Tae Yong?
Beberapa pengunjuk rasa menuliskan tuntutannya mengenai tragedi Kanjuruhan yang berisi sindiran kepada para pengurus dan pihak yang terkait.
Belum ada kabar resmi mengenai pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) dari pihak PSSI.
Suporter berharap KLB dapat segera dilaksanakan sebagai bentuk keseriusan menata masa depan sepak bola Indonesia.***
Artikel Rekomendasi