New Normal Bersiap Masuk Sekolah 13 Juli 2020, Kelas Hanya Boleh Berisi 18 Siswa

1 Juli 2020, 16:47 WIB
Murid TK Beringin Haurgeulis, Indramayu mencuci tangan dengan cairan anti septic sebelum masuk ke gedung UTD PMI Subang. /

PR PANGANDARAN – Merespon adanya era normal baru, bersiap kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka akan diselenggarakan kembali.

KBM tahun ajaran baru 2020/2021 secara tatap muka mulai berlangsung Senin (13/7/2020) di daerah zona hijau penyebaran Covid-19 (Covid-19).

Diketaui, saat ini satu-satunya daerah yang masuk zona hijau penyebaran Covid-19 di Jawa Barat adalah Kota Sukabumi.

Baca Juga: Pesta Pernikahan India jadi Klaster Baru Covid-19, Mempelai Pria Meninggal dan Ratusan Tamu Positif

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan, sekolah-sekolah di Kota Sukabumi dapat dibuka kembali setelah mendapat izin dari Wali Kota Sukabumi.

Oleh karena itu, saat ini, Dinas Pendidikan Jawa Barat sedang berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Sukabumi.

Namun, khusus sekolah luar biasa (SLB), kegiatan belajar tetap akan dilaksanakan secara jarak jauh hingga September 2020 karena mengacu pada surat keputusan bersama 4 menteri.

Baca Juga: Maksud Hati Hilangkan Kesan Horor, MUI: Makam Dicat Mubazir Jadi Saudaranya Setan

Dinas Pendidikan Jawa Barat telah menerbitkan aturan pelaksanaan belajar mengajar tatap muka di sekolah saat masa adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Artikel ini telah tayang di Galamedia dengan judul ‘Kegiatan Belajar di Sekolah Daerah Zona Hijau Berlangsung 13 Juli 2020, Kelas Hanya Berisi 18 Orang’

Sebelumnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyatakan kegiatan belajar mengajar di sekolah di zona hijau tidak bisa langsung diterapkan seperti dahulu. Ada pembatasan demi menghindari penularan virus corona Covid-19.

Baca Juga: Ancam Pidanakan Rhoma Irama, Netizen Sindir Bupati Bogor Mau Numpang Tenar

“Jika dia (sekolah) mulai pembelajaran tatap buka, tidak bisa normal dulu. Dua bulan pertama ada beberapa restriksi,” kata dia, baru-baru ini.

Ia mengatakan, sekolah harus mengurangi jumlah siswa dalam satu kelas. Saat sekolah dibuka, Nadiem membatasi jumlah siswa 18 orang per kelas.

Artinya jumlah siswa dipangkas setengahnya. Pada keadaan normal jumlah rata-rata siswa bisa 28 sampai 30 orang per kelas. Otomatis, sekolah harus menerapkan pembelajaran dengan sif atau pembagian jadwal masuk.

Baca Juga: Hiraukan Aturan Jaga Jarak, Unjuk Rasa Tuntut Reformasi Terjadi Desak-desakan

“Kami berikan kebebasan unit pendidikan (menerapkan) seperti apa (metode) shifting. Mau per hari, per minggu, per angkatan kelas,” kata Nadiem.*** 

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler