Profesor Harvard Tunjukkan Bukti Ada Kehidupan 'Misterius Lain' di Luar Bumi

3 Januari 2021, 12:30 WIB
Ilustrasi UFO. /Pixabay/enriquelopezgarre

PR PANGANDARAN - Profesor Harvard mengatakan bahwa ada 'teknologi alien yang dibuang' yang dikenal dengan nama 'Oumuamua' terbang melewati Bumi pada tahun 2017.

Seorang profesor HARVARD tersebut mengklaim bahwa benda aneh yang memasuki tata surya pada tahun 2017 bukanlah formasi batuan lain, melainkan bukti adanya kehidupan yang lebih cerdas di luar bumi.

Avi Loeb, ketua Departemen Astronomi Harvard, percaya bahwa alien menjatuhkan beberapa sampah luar angkasa di atas atmosfer Bumi pada tahun 2017, dan itu adalah bukti bahwa ada kehidupan selain manusia di Bumi.

Baca Juga: Andika 'Babang Tamvan' Positif Covid-19, Kini Jalani Perawatan di Rumah Sakit

Seperti yang terjadi pada 6 September 2017, sebuah objek dari bintang Vega, bintang yang dekatnya sekitar 25 tahun cahaya, memasuki atmosfer Bumi hanya untuk bergerak mendekat ke matahari pada 9 September.

Pada akhir bulan, objek terbang melewati Venus dengan kecepatan tinggi yakni kecepatan 58.900 mil per jam. Objek tersebut pun mendekati bumi pada 7 Oktober 2017 sebelum mulai bergerak cepat menuju rasi bintang Pegasus, dan kegelapan di sekitarnya.

Objek tersebut pertama kali dilihat oleh Panoramic Survey Telescope and Rapid Response System (Pan-STARRS) di observatorium Hawaii dengan menggunakan teleskop Pan-STARRS.

Baca Juga: Innalillahi, Teten Masduki Bawa Kabar Duka: Terimakasih Sudah Bermanfaat untuk Negara

Sebab, teleskop Pan-STARRS yang paling mampu mendeteksi objek asing dengan baik di bumi.

Benda asing tersebut dinamai menggunakan bahasa Hawaii yakni Oumuamua yang berarti pengintai.

Meski benda itu hanyalah benda kecil sepanjang 100 yard, komunitas ilmiah memandangnya sebagai titik pembelajaran.

Baca Juga: Athalla Belikan Mobil Mewah untuk Mantan Kekasih, Venna Melinda Beri Respons Mengejutkan

Sebab, benda asing tersebut adalah objek antarbintang pertama yang pernah terdeteksi di dalam tata surya, dan mengingat lintasannya, beberapa astronom telah menyatakan bahwa benda itu tidak terikat oleh tarikan gravitasi matahari.

Awalnya, para astronom menganggap benda asing tersebut adalah komet.

Sebab, berdasarkan pengumpulan data selama hampir dua minggu, benda asing yang terdeteksi bukanlah komet lain.

Baca Juga: Lama Jomblo, Herjunot Ali Putuskan Tidak Pacaran Lagi Seumur Hidup: Gue Terlalu Banyak Kecewa!

Berdasarkan dimensi objek yang dilihat oleh Loeb dan para astronom, benda tersebut memantulkan sinar matahari pada kecerahan yang sama setiap 8 jam.

Selain itu, benda asing itu memiliki ukuran sekitar lima hingga sepuluh kali lebih panjang dari lebarnya, membuatnya tampak seperti cerutu.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari The Sun, menurut Loeb, tidak ada objek luar angkasa pada umumnya yang terlihat seperti itu.

Baca Juga: Mengerikan! 2021 Warga Korut Diramal Bakal Kelaparan hingga Kim Jong Un Lengser, Nasib Joe Biden?

"Ini akan membuat geometri Oumuamua lebih ekstrem setidaknya hingga beberapa kali dalam segi rasio - atau lebarnya terhadap ketinggian - daripada asteroid atau komet yang paling ekstrem yang pernah kita lihat," tulis Loeb.

Sebab, berdasarkan pengamatan, tingkat kecerahan Oumuamua tergolong sangat tinggi dibandingkan dengan asteroid atau komet yang ada di tata surya.

"Oumuamua sangat cerah. Setidaknya sepuluh kali lebih reflektif daripada asteroid atau komet lain di tata surya (berbatu)," lanjut Loeb.

Baca Juga: Telinga Sang Anak Tak Sengaja Kepotong, Sandra Dewi: Darah Mengalir Deras, Nangis Sampe Mata Bengkak

Dengan adanya fakta tersebut, benda asing dikaitkan dengan logam luar angkasa yang mengilap. Menurutnya, yang membuat benda asing itu terbukti berasal dari kehidupan di luar bumi adalah karena dilihat dari caranya bergerak.

"Daya dorong yang berlebihan saat benda asing tersebut menjauh dari matahari," ujar Loeb yang ditulisnya.

"Itulah yang mematahkan anggapan bahwa benda asing tersebut adalah asteroid atau komet lain," ujarnya melanjutkan.

Baca Juga: Bangkit dari Krisis Ekonomi Akibat Covid-19, Persebaya Ajak Bonek dan Bonita Main Game PUBG

Sebab, biasanya, objek akan bergerak lebih cepat jika akan semakin dekat ke matahari, gerakan akan semakin lambat jika akan bergerak menjauh dari matahari.

Namun, objek asing tersebut malah semakin cepat.

"Sedikit (cepat), tetapi ada pada tingkat yang sangat signifikan secara statistik," tulis Loeb. ***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler