Mengingat Taruhan Stephen Hawking, Lubang Hitam Pertama Ternyata 20 Kali Lebih Besar dari Massa Matahari

- 20 Februari 2021, 19:50 WIB
 Lubang hitam pertama yang ditemukan oleh manusia ternyata lebih masif dari yang diperkirakan sebelumnya.*
Lubang hitam pertama yang ditemukan oleh manusia ternyata lebih masif dari yang diperkirakan sebelumnya.* /Sky News

PR PANGANDARAN - Sebuah penelitian baru melaporkan lubang hitam pertama yang ditemukan manusia, ternyata jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya, sekaligus mengingat taruhan ilmiah terkenal dari Stephen Hawking.

Pada 1974, terjadi taruhan ilmiah terkenal antara fisikawan Stephen Hawking dan Kip Thorne, dengan Profesor Hawking bertaruh bahwa itu bukan lubang hitam.

Profesor Stephen Hawking menggambarkan taruhan ilmiah terkait lubang hitam tersebut sebagai "bentuk polis asuransi" dalam bukunya A Brief History of Time.

Baca Juga: Ciptakan Pakaian Dalam Terbersih di Dunia, Produsen AS Klaim Bisa Dipakai Berkali-kali Tanpa Dicuci

“Saya telah melakukan banyak pekerjaan pada lubang hitam, dan itu semua akan sia-sia jika ternyata lubang hitam tidak ada,” tulisnya.

"Tapi kalau begitu, saya akan terhibur dengan memenangkan taruhan saya, yang akan membuat saya menang empat tahun dari majalah Private Eye.

"Jika lubang hitam memang ada, Kip akan mendapat Penthouse satu tahun," tambahnya. Pada akhirnya, Hawking kebobolan pada tahun 1990.

Sebagai informasi, sumber taruhan ilmiah terkenal itu adalah  sinar-X galaksi yang kemudian dinamai Cygnus X-1, ditemukan pada tahun 1965, ketika sepasang penghitung Geiger dibawa ke atas sebuah roket sub-orbital yang diluncurkan dari New Mexico.

Namun beberapa dekade berlalu, kini pengamatan baru yang diterbitkan dalam jurnal Science makin membuktikan itu.

Baca Juga: Ngaku Bimbel, Raffi Ahmad yang Playboy Sejak SMP Terciduk Ayahnya Bonceng Gebetan di Lampu Merah

Penelitian telah menemukan bahwa Cygnus X-1 mengandung lubang hitam bermassa bintang terbesar yang pernah terdeteksi tanpa menggunakan gelombang gravitasi.

Sebuah tim astronom internasional menggunakan Very Long Baseline Array, sebuah teleskop radio seukuran benua yang terdiri dari 10 piringan yang tersebar di seluruh AS, bersama dengan teknik cerdas untuk mengukur jarak di ruang angkasa untuk menetapkan ukuran lubang hitam.

"Jika kita dapat melihat objek yang sama dari lokasi yang berbeda, kita dapat menghitung jaraknya dari kita dengan mengukur seberapa jauh objek tampak bergerak relatif terhadap latar belakang," kata ketua peneliti, Profesor James Miller-Jones.

"Jika Anda mengulurkan jari di depan mata dan melihatnya dengan satu mata pada satu waktu, Anda akan melihat jari Anda tampak melompat dari satu tempat ke tempat lain. Prinsipnya persis sama," tambah Prof Miller-Jones, dari Curtin University dan International Center for Radio Astronomy Research (ICRAR).

Baca Juga: Rihanna Pakai Kalung Dewa Ganesha Seolah Pelecehan Budaya, Banyak Netizen India Suarakan Kecewa

"Selama enam hari kami mengamati orbit penuh lubang hitam dan menggunakan pengamatan yang diambil dari sistem yang sama dengan susunan teleskop yang sama pada tahun 2011," kata profesor itu.

"Metode ini dan pengukuran baru kami menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih jauh dari yang diperkirakan sebelumnya, dengan lubang hitam yang jauh lebih masif."

Sedangkan seorang Profesor dari Monash University, Ilya Mandel mengatakan lubang hitam sebenarnya sangat besar, sehingga menantang banyak gagasan astronom tentang bagaimana lubang hitam terbentuk.

Baca Juga: Saking Cemburu, Deddy Corbuzier dan Agnes Mo saling Buka Isi HP hingga Larang Syuting

"Bintang kehilangan massa ke lingkungan sekitarnya melalui angin bintang yang berhembus dari permukaannya. Tapi untuk membuat lubang hitam seberat ini, kita perlu menurunkan jumlah massa yang hilang dari bintang terang selama masa hidupnya," katanya.

"Lubang hitam di sistem Cygnus X-1 mulai hidup sebagai bintang sekitar 60 kali massa Matahari dan runtuh puluhan ribu tahun yang lalu," katanya.

"Hebatnya, ia mengorbit bintang pendampingnya - raksasa super - setiap lima setengah hari hanya pada seperlima jarak antara Bumi dan Matahari.

"Pengamatan baru ini memberi tahu kita bahwa lubang hitam lebih dari 20 kali massa Matahari kita, meningkat 50% dari perkiraan sebelumnya," pungkas Prof Mandel.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x