PR PANGANDARAN – Facebook menyebut "tidak ada aktivitas jahat" di balik gangguan yang yang membuat semua layanannya offline selama beberapa jam kemarin.
Jejaring sosial Facebook, Instagram, dan WhatsApp tidak dapat diakses oleh 3,5 miliar penggunanya karena masalah teknis.
Meskipun Facebook sebagai raksasa teknologi itu sebelumnya mengatakan bahwa perubahan konfigurasi yang menjadi penyebab gangguan, awalnya mereka tidak menjelaskan apakah seseorang sengaja mengganggu servernya atau tidak.
Baca Juga: Mark Zuckerberg Dituntut Anggota Parlemen karena Facebook dan Instagram Dianggap Tidak Aman bagi Anak-anak
Facebook juga menekankan tidak ada bukti bahwa data pengguna menjadi terancam sebagai akibat dari downtime ini.
Dalam sebuah unggahan, perusahaan itu mengatakan bahwa gangguan mempengaruhi banyak sistem internal yang digunakan di dalamnya dan mempersulit mereka dalam mendiagnosis dan menyelesaikan masalah dengan cepat.
Gangguan itu menyebabkan Facebook kehilangan $545.000 dollar Amerika atau sekira Rp7,7 miliar sehingga pendapatan iklan untuk setiap jam turun, dan itu hanya di AS.
Baca Juga: WhatsApp, Facebook, dan Instagram Meminta Permohonan Maaf dari Pengguna, Ini Alasannya
Koresponden Sky AS, Greg Milam mengatakan ini terkait hal tersebut.
"Bahkan ketika mulai kembali normal, itu sangat, sangat lambat, dan sporadis sebelum orang-orang bisa kembali menggunakannya secara normal," ujarnya.
Ini bukan hanya tentang mengunggah gambar dan pembaruan status. Bagi ratusan ribu orang di seluruh dunia, ini adalah tentang kemampuan mereka untuk berbisnis.
Baca Juga: Instagram, Facebook, dan WhatsApp Kembali Berfungsi Setelah Beberapa Jam Down Server di Seluruh Dunia
Mereka menjalankan bisnis mereka melalui Facebook. WhatsApp memiliki dua miliar pengguna dan bagi banyak orang, itu adalah satu-satunya bentuk komunikasi mereka dan mereka merasa sangat rentan tanpa aplikasi itu dan tanpa kemampuan untuk berbisnis.
"Ini menunjukkan seberapa besar Facebook sekarang menjadi bagian dari infrastruktur penting di AS dan di seluruh dunia," tuturnya.
Selain berurusan dengan dampak dari gangguan profil tinggi, Facebook juga menjadi sorotan ketika seorang mantan karyawan memberi tahu Kongres AS bahwa perusahaan itu perlu ditangani seperti Big Tobacco.**
Artikel Rekomendasi