Ilmuwan: Aktivitas Pesawat Ruang Angkasa Terganggu Akibat Medan Magnet Bumi Melemah Drastis

- 23 Mei 2020, 14:00 WIB
WILAYAH besar dengan intensitas medan magnet yang berkurang telah diamati di antara Afrika dan Amerika Selatan.* /Division of Geomagnetism/DTU Space via Daily Mail
WILAYAH besar dengan intensitas medan magnet yang berkurang telah diamati di antara Afrika dan Amerika Selatan.* /Division of Geomagnetism/DTU Space via Daily Mail /

PIKIRAN RAKYAT - Peristiwa langit kerap menyita banyak perhatian publik, sebab momen itu terbilang langka dan terjadi di waktu yang tak menentu.

Di Tahun 2020, beragam peristiwa langit satu persatu terjadi, mulai dari hujan meteor hingga potret citra planet Jupiter.

Berkenaan dengan hal itu, para ilmuwan kembali mengungkap fakta baru terkait planet Bumi yang dihuni lebih dari 7,5 miliar penduduk.

Baca Juga: Temuan Baru untuk Dunia, Kini Tes Darah Lebih Mudah, Gunakan Smartphone Pengganti Jarum

Ilmuwan menyebut bahwa medan magnet Bumi kini mulai melemah, fakta tersebut ditemukan saat meneliti Bumi bagian benua Afrika dan Amerika Selatan.

Sebagaimana diketahui, medan magnet penting bagi kehidupan di Bumi, karena melindungi menusia dari radiasi sinar kosmik dan partikel bermuatan yang dipancarkan.

Ilmuwan mengamati wilayah Afrika dan Amerika Selatan dengan intensitas magnet yang berkurang yang disebut Anomali Atlantik Selatan.

Baca Juga: The New Normal Pangandaran Dilakukan Secara Bertahap, Jeje: Saya Rela di Bully dan Dimaki

Dan telah membentuk pusat intensitas minimum hanya dalam waktu 5 tahun.

Dilaporkan Daily Mail, para peneliti berspekulasi bahwa pelemahan tersebut adalah tanda bahwa Bumi sedang menuju pembalikan kutub.

Ketika kutub utara dan selatan berpindah tempat dan terakhir kali ini terjadi 780.000 tahun yang lalu.

Baca Juga: Bikin Resah Pemilik Cafe dan Resto Kampung Turis Pangandaran, Kulkas hingga Sendok Digondol Maling

Peneliti mengatakan anomali itu bisa mendatangkan malapetaka pada satelit atau pesawat ruang angkasa yang terbang melalui daerah itu dan akan mengalami kerusakan teknis.

Penemuan ini dibuat oleh tim dari Badan Antariksa Eropa (ESA) yang mengambil data dari konstelasi Swarm (sekelompok satelit).

Konstelasi Swarm terdiri dari 3 satelit yang mempelajari medan magnetik Bumi.

Baca Juga: Jelang Idulfitri, LAPAN Umumkan Asteroid Besar 1997 BQ Dekati Posisi Bumi Malam Ini

Satelit secara khusus dirancang untuk mengidentifikasi dan mengukur sinyal magnetik berbeda yang membentuk medan magnet Bumi, memungkinkan para ahli untuk melihat area yang telah melemah.

ESA telah mempelajari medan magnet sejak akhir tahun 2013.

Misi ini terdiri dari tiga satelit identik yang memberikan pengukuran lapangan berkualitas tinggi di tiga bidang orbit yang berbeda.

Baca Juga: Kontrak Kerja dengan Indonesia Habis, Ratusan WN Tiongkok Terpaksa Dipulangkan dengan Seragam Hazmat

"Minimum baru di timur Anomali Atlantik Selatan telah muncul selama satu dekade terakhir dan dalam beberapa tahun terakhir berkembang dengan cukup dahsyat," kata Jürgen Matzka, dari Pusat Penelitian Jerman untuk Geosciences.

"Kami sangat beruntung memiliki satelit Swarm di orbit untuk menyelidiki perkembangan Anomali Atlantik Selatan. Tantangannya sekarang adalah memahami proses-proses dalam inti Bumi yang mendorong perubahan-perubahan ini,'" tambahnya.

Para ahli mengatakan tempat yang melemah telah dipantau selama bertahun-tahun dan mengalami kehilangan 9 persen dari intensitasnya dalam 200 tahun terakhir.

Baca Juga: Pemenang Lelang 'Si Gesits' Jokowi Rp 2,55 Miliar Ternyata Buruh Bangunan, Pemerintah Kena Prank?

Area kelemahan yang lebih besar baru-baru ini berkembang di antara Afrika dan Amerika Selatan.

Setelah menganalisis data yang dikumpulkan oleh satelit Swarm, tim menemukan bahwa antara tahun 1970 hingga 2020, kekuatan di wilayah ini telah berkurang dari sekitar 24.000 nanoteslas menjadi 22.000.

Bagi orang-orang yang berada di permukaan Bumi, anomali tidak menyebabkan bahaya, tetapi hanya berpengaruh pada pesawat ruang angkasa dan satelit.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x