PR PANGANDARAN - Flare atau Kilatan Matahari merupakan salah satu penanda adanya aktivitas Matahari.
Teori yang berlaku bagi kilatan matahari, bahwa semakin tinggi aktivitas Matahari maka semakin sering juga flare teramati.
Penjelasan tersebut diungkap dalam laman resmi situs Edukasi Sains Antariksa LAPAN.
Baca Juga: Dampak Asteroid Hantam Bumi 4 Miliar Tahun Lalu Ternyata Dahsyat, Ahli: Rahasia Ada di Kawah Laut
Dilaporkan Pikiran-rakyat.com, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyebut bahwa flare atau kilatan matahari terjadi pada 29 Mei 2020 lalu pukul 12.24 WIB.
LAPAN juga menyebut bahwa flare Matahari ini cukup mengagetkan karena ada dua alasan.
Pertama, Lapan menjalaskan bahwa flare dengan kelas M1.1 tersebut merupakan flare kuat yang terjadi pertama kali pada siklus Matahari ke-25 ini.
Baca Juga: Unggah Foto Barack Obama Digantung Tali Hukuman Mati dan Clinton Tunggu Giliran, Sersan Kena Sanksi
Sedangkan, kilatan Matahari kuat terakhir terjadi bulan Oktober 2017 ketika Matahari mengalami musim badai terkuat pada siklus ke-24 yang lalu.
Energi elektromagnetik sebesar itu dalam 8 menit dapat mencapau Bumi dan memicu penebalan atmosfer bagian luar hingga peningkatan ion dan ionosfer.
Artikel Rekomendasi