PR PANGANDARAN – Yaqut Cholil Qoumas baru saja ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Agama menggantikan Fachrul Razi di Kabinet Indonesia Maju.
Namun, beredar kabar di media sosial Facebook jika Yaqut Cholil Qoumas tak lulus Sekolah Menengah Atas (SMA).
Berikut narasi lengkap unggahan tersebut:
“Berani tidak menag tunjukan ijazah SMA nya? kami sangat yakin lima juta persen tidak akan pernah berani karena tidak punya ijazah sma.”
Baca Juga: Tahun Baru 2021, Ini Doa Wapres KH Ma’ruf Amin: Netizen pun Mendoakan
Lantas, benarkah jika Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tidak lulus SMA?
Berdasarkan hasil penelusuran Tim PikiranRakyat-Pangandaran.com dari laman Kominfo, Yaqut Cholil Qoumas ternyata merupakan lulusan SMA.
Dia diketahui menempuh pendidikan di SMPN 2 Rembang dan SMAN 2 Rembang pada tahun 1993 lalu melanjutkannya ke Universitas Indonesia dengan mengambil jurusan Sosiologi.
Baca Juga: Intrik Makin Menegangkan, 'Penthouse' Jadi Drama Paling Menarik Perhatian Selama 5 Minggu
Namun, setelah itu tidak ada laporan jika Yaqut Cholil Qoumas telah menyelesaikan pendidikannya itu.
Bersamaan dengan Yaqut Cholil Qoumas, ada lima Menteri baru yang juga ditunjuk menggantikan Menteri sebelumnya yaitu:
Tri Rismaharini, yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, diangkat menjadi Menteri Sosial.
Baca Juga: Kakinya Diterkam Buaya dan Hampir Diseret ke Sungai, Bocah Ini Berhasil Selamat, Simak Kisahnya
Sandiaga Salahuddin Uno diangkat menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Budi Gunadi Sadikin, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN diangkat menjadi Menteri Kesehatan.
Sakti Wahyu Trenggono, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan diangkat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan.
Baca Juga: Daftar Lengkap Pemenang KBS Drama Awards 2020: Lee Sang Yeob Berhasil Sabet 3 Penghargaan
Muhammad Lutfi, yang saat ini menjabat Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, diangkat menjadi Menteri Perdagangan
Berdasarkan pemaparan di atas mengenai Yaqut Cholil Qoumas tidak lulus pendidikan SMA adalah tidak benar.
Oleh sebab itu, informasi tersebut masuk ke dalam kategori hoaks misleading content atau konten yang menyesatkan.***