Tata Kelola Ekonomi saat Pandemi Tak Tepat, Rizal Ramli: Ibarat Petinju Kena Pukul Langsung Goyang

- 21 Oktober 2020, 13:09 WIB
Tokoh senior ekonomi Rizal Ramli.
Tokoh senior ekonomi Rizal Ramli. /instagram/

PR PANGANDARAN - Ekonom senior Indonesia Rizal Ramli menegaskan, bahwa ekonomi Indonesia di tengah situasi pandemi Covid-19, tidak lebih baik dari kondisi ekonomi saat krisis tahun 1998.

Menurut Rizal, terdapat 44 perusahaan asuransi sekuritas yang saat ini gagal bayar, sehingga berdampak pada ekonomi secara signifikan.

"Ini ibarat petinju kena pukulan langsung goyang. Jadi ini akan lebih sulit, karena pemerintah tidak efektif. Dan ini grafiknya seperti huruf 'W' anjloknya bisa lama," kata Rizal dalam dialog kepada PRO-3 RRI, Rabu, 21 Oktober 2020, dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari RRI.

Baca Juga: Jadikan Jepang sebagai Acuan, PLN Siap Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Karenanya, Rizal menyarankan, agar pemerintah tidak menganggarkan sejumlah proyek pembangunan dan lebih baik dulu ditahan, seperti proyek infrastruktur jalan hingga program-program lain yang belakangan malah diminta untuk digeber.

Lebih lanjut, Rizal melihat dari sejumlah realokasi yang dilakukan kementerian dan lembaga, ada beberapa bagian yang tidak tepat pemanfaatannya.

Padahal, menurut Rizal, seperti saat krisis 1998, pemerintah seharusnya menyetop lebih dulu pekerjaan-pekerjaan besar, sehingga pemerintah akan memiliki pendanaan yang cukup untuk penanganan Covid-19.

Baca Juga: Sisa Empat Tahun Masa Jabatan, Jokowi Disarankan Ganti Jajaran Menteri yang Gagal Jalankan Tugas

"Jadi kita tidak profit dan malah negatif. Karena tidak ada menteri di kabinet Jokowi yang punya pengalaman, yang ada tuh skandal-skandal. Ditambah bunga hutang kita yang besar," jelasnya.

Lebih jauh, Rizal menilai, pemerintah semestinya memprioritaskan tiga hal utama di saat pandemi Covid-19. Pertama, penanganan Covid-19 dari sisi kesehatan yang setidaknya membutuhkan anggaran hingga Rp300 triliun.

"Jadi hajar habis-habisan. Agar ekonomi kita bisa pulih," ujarnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari ini: Capricorn Bosan dan Alami Insomnia, Pisces Berhenti Main-main Soal Asmara!

Selanjutnya, fokus kedua adalah pemberian bantuan kepada masyarakat yang berada di kelas ekonomi bawah. Setidaknya, menurut dia, pemerintah membutuhkan anggaran Rp300 triliun untuk menghidupi rakyat selama enam bulan ke depan.

Ketiga, pemerintah harus serius meningkatkan produksi pangan. Rizal mengatakan program ini membutuhkan anggaran Rp200 triliun atau lebih kecil dari fokus lainnya.

"Jadi ini bisa efektif," ucapnya.

Baca Juga: Afrika Selatan Umumkan Indonesia Masuk dalam Daftar Hitam, Kenapa?

Untuk itu, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini menyatakan, pandemi Covid-19 bukan menjadi faktor penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Adanya kondisi negatif ekonomi negara lebih disebabkan karena tata kelola yang kurang tepat dari tim ekonomi pemerintah.

"Karena infrastruktur itu tidak langsung terkait dengan kegiatan rakyat, misalnya di Papua dan Kalimantan. Sudah gitu bayarnya pakai hutang malah jadi beban," paparnya.

"Jadi pemerintah harus membedakan cara memperbaiki ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: RRI


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah