PR PANGANDARAN – Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 menarik ahli spiritual Ki Candan Langit untuk melihat melalui mata batinnya.
Melalui kekuatan mata batinnya, Ki Candan Langit mencoba berinteraksi dengan aura yang ada di perairan tempat tenggelamnya KRI Nanggala 402.
Menurut Ki Candan Langit saat hari pertama KRI Nanggala 402 tenggelam, dia melihat adanya ketakutan dari para awal kapal.
Baca Juga: POPULER HARI INI: Anak Korban KRI Nanggala 402 Dituding Pansos hingga AS Beri Pesan Mengejutkan
“Saya sempat berinteraksi dengan aura yang memang dalam perjalanannya kapal yang tenggelam ini dan saya merasakan aura pada hari yang pertama ini dalam batin saya aura tersebut lebih condong ke aura kecemasan atau ketakutan dari para awak kapal,” kata Ki Candan Langit dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com pada Selasa, 27 April 2021.
Penglihatan mata batin ahli spiritual itu berlanjut ke hari kedua di mana ada jeritan minta tolong saat KRI Nanggala 402 itu tenggelam.
“Untuk hari kedua, saya merasakan aura yang sangat kuat yaitu suara jeritan untuk minta pertolongan, ini yang terjadi di hari yang kedua,” ujar Ki Candan Langit.
“Namun, saya lihat di sisi lain para awak kapal ini minta tolong namun ada kepasrahan diri,” lanjutnya.
Sempat ada ketakutan hingga jeritan minta tolong, pada hari ketiga Ki Canda Langit melihat jika keadaan kapal sudah tenang.
Selain itu, Ki Candan Langit juga mengungkap keberadaan KRI Nanggala 402 seutuhnya yang belum ditemukan.
“Untuk aura ketiga saya menelusuri ini lebih ke arah tenang. Jadi kalau puing-puing yang sudah muncul, kelihatan itu memang itu pecahannya saja tapi kalo keseluruhan itu ada di dasar, yang saya lihat tadi menyangkut seperti karang,” jelas ahli spiritual itu menyampaikan penglihatan mata batinnya.
Seperti diketahui, KRI Nanggala 402 hilang kotak pada Rabu, 21 April 2021 dini hari di perairan laut Bali
Ada dugaan jika umur kapal yang sudah tua menjadi penyebab KRI Nanggala 402 tenggelam, di mana dibuat pada tahun 1977 di Jerman dan terakhir dirawat pada Mei 2018.
"Kualitas awak angkatan laut tidak diragukan lagi, tapi perawatan terhadap kapal selam ini mungkin perlu dicek ulang," kata Connie Rahakundini Bakrie, pengamat militer di Universitas Indonesia.
Atas tenggelamnya KRI Nanggala 402, banyak tokoh yang menyampaikan keprihatinnya, salah satunya ustaz Abdul Somad.
Tak hanya menyampaikan belasungkawa tapi ustaz Abdul Somad juga membuka donasi untuk membeli kapal selam sebagai pengganti KRI Nanggala 402.
“Patungan Rakyat Indonesia Untuk Pembelian Kapal Selam Pengganti Nanggala 402 Bersama Masjid Jogokariyan Jogja,” ungkap ustaz Abdul Somad.***