PR PANGANDARAN – Denny Darko mencoba menerawang mengenai kondisi Covid-19 di Indonesia yang saat ini masih menjadi ancaman.
Usai setahun lebih selalu dibayangi ancaman Covid-19, Denny Darko menyebut lonjakan kasus di Indonesia justru dimulai pada 3 Mei 2021.
Terjadinya lonjakan kasus mulai 3 Mei 2021 menurut Denny Darko karena hari-hari terakhir menuju lebaran akan banyak orang yang berkerumun.
Baca Juga: Ruqyah Dianggap Gagal Sembuhkan LGBT di Indonesia, Transgender: Alami 4 Kali, Saya Tidak Percaya
Larangan mudik tahun 2021
Sama seperti tahun sebelumnya, mudik kembali dilarang untuk menekan penyebaran virus. Denny Darko menjelaskan tujuan larangan mudik dilakukan untuk memudahkan penelusuran orang terinfeksi Covid-19.
Adapun kenapa tempat perbelanjaan masih dibuka, Denny Darko menjelaskan sektor tersebut merupakan roda ekonomi.
Jika tempat perbelanjaan ditutup maka roda ekonomi akan berhenti, sedangkan jika mudik dilarang tak akan berpengaruh apapun.
“Saya tidak ke bayang jika semakin banyak orang yang menganggur, dia tidak mendapatkan apapun dan terus kemudian akan terjadi kerusuhan,” kata Denny Darko disampaikan melalui kanal YouTube miliknya dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com pada Minggu, 2 Mei 2021.
Covid-19 terus bermutasi
Tingginya kasus Covid-19 karena virus semakin bermutasi seperti yang terjadi di India saat ini. Virus yang bermutasi diklaim memiliki kekebalan yang lebih kuat dibanding virus sebelumnya.
“India mengatakan virus yang saat ini terjadi berbeda dengan virus saat Corona muncul. Virus ini memiliki double mutation,” ujar Denny Darko.
Baca Juga: Memanas, dr. Tirta Geram Dituduh Mengancam Dokter yang Hina Rekan Sejawat: Lu Maunya Ape?
Indonesia terancam alami lonjakan kasus seperti di India
Denny Darko menyebut perilaku masyarakat Indonesia dan India tak jauh berbeda, terlebih kedua negara berada di benua Asia.
Indonesia dan India masih kerap merayakan pesta meskipun pada kondisi tak mendukung seperti saat ini.
“Mereka tetap ngotot, mereka menyelenggarakan pilkada, pernikahan yang bisa dilakukan beberapa malam, dan yang paling parah mereka ngotot mengadakan festival keagamaan,” jelas Denny Darko.
Baca Juga: Wali Kota Bekasi Keluarkan Surat Edaran Larangan Open House dan Halal bi Halal
Terlebih menuju akhir Ramadhan yang mana banyak orang akan sering berinteraksi dengan banyak orang sehingga bisa menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.
“10 hari menjelang Ramadhan berakhir adalah saatnya bukber bareng, belanja baju, ketemuan sama temen-temen yang lainnya, ini adalah sesuatu yang berbahaya maka hindari lagi,” ucapnya lebih lanjut.
Denny Darko menyarankan seharusnya hal tersebut tak perlu dilakukan pada saat situasi seperti ini apalagi sampai menghambur-hamburkan uang.
Adapun untuk menjalin silaturahmi, masyarakat Indonesia bisa melalui telepon atau video call yang dipastikan lebih aman.***