Ibunda Meninggal Gegara Covid-19, Tompi Ungkap Rasa Kecewa pada Nakes: Cukup Ibu Saya Jadi Korban

16 Mei 2021, 14:45 WIB
Tompi ungkap fasilitas kesehatan di daerah dalam menangani pasien Covid-19. /instagram.com/@dr_tompi

PR PANGANDARAN – Penyanyi Tompi baru-baru ini mengunggah video mengenai ibunya yang meninggal karena Covid-19.

Video Tompi itu diunggah melalui akun @dr_tompi pada Sabtu, 15 Mei 2021 dan menceritakan bagaimana ibunya mendapat perawatan saat terpapar Covid-19.

Tompi mengatakan jika pada awalnya sang Ibu enggan untuk dites Covid-19 hingga terus dibujuk dan akhirnya dinyatakan positif.

Baca Juga: Ini Tren Baru Pasangan Korea Selatan, Berikan Hadiah Saham untuk Pasangan

Selain itu, Tompi juga menyoroti pemeriksaan PCR di daerah yang dilakukan hanya dua kali dalam seminggu.

“Di Aceh di Lhokseumawe pemeriksaan PCR cuma bisa dikerjakan 2 kali seminggu, bayangkan. Padahal dalam kondisi Covid seharusnya satgasnya bekerja 24 jam 7 hari dalam seminggu," kata Tompi dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com pada Minggu, 16 Mei 2021.

“Tenaga kesehatan juga tidak stand by. Kita harus marah-marah dulu, kita harus punya koneksi dulu baru kita bisa,” sambung Tompi yang juga berprofesi dokter.

Baca Juga: Duh! Akibat Lonjakan Pengunjung, Tiga Tempat Wisata ini Tutup Sementara

Tompi menambahkan jika dirinya bukan bermaksud untuk menjelek-jelekkan tapi dia berbicara apa adanya.

Lebih lanjut, Tompi mengatakan jika dengan kurangnya fasilitas kesehatan dan pelayanan cukup ibunya yang menjadi korban.

“Bukan saya ingin menjelek-jelekkan yang bertugas. Namun, di daerah, di luar Jakarta, bahkan di luar pulau Jawa, fasilitas kesehatan negara kita masih PR besar negara ini. Cukup ibu saya menjadi korban,” ujar Tompi.

Baca Juga: Ngaku Terjebak Tumbuh dalam Kerajaan Inggris, Pangeran Harry Sebut Tinggal di California Keputusan Tepat

“Kalau sampe orang sakit dalam jumlah besar, negara kita gak akan sanggup. Jangan sampe kejadian di India terulang di sini,” lanjutnya.

Tak hanya fasilitas kesehatan yang kurang tapi dokter pun dinilai Tompi masih sedikit untuk bisa menangani pasien yang membludak.

“Jumlah dokter sedikit, belum lagi kita ngomongin masalah insentif yang gak turun-turun mungkin dibeberapa tempat, mengakibatkan mereka semakin males untuk bekerja,” tutur Tompi.

Baca Juga: Banyak Anak Diklaim Merusak Lingkungan, Penelitian Ini Sebut Bisa Hemat 58,6 Ton CO2 Per Tahun

Dengan semua kondisi pelayanan kesehatan di Indonesia, Tompi meminta semua orang untuk saling bahu membahu menghentika penularan Covid-19.

Bahkan dia mendengar cerita dari rekan sesama dokternya, di mana ada pasien yang dinyatakan positif Covid-19 masih berkeliaran bebas.

Pasien tersebut tak memiliki gejala sehingga disarankan untuk isolasi mandiri tapi malah berjualan di pasar yang ramai.

Baca Juga: 4 Tanda Pasangan Jatuh Cinta pada Orang Lain, Salah Satunya Tak Lagi Berbagi Perasaan

“Satu-satunya cara buat kita selamet dari pandemi ini adalah saling bahu membahu, saling menjaga, gak bisa bodo amat,” ucap Tompi.

Tompi juga meminta pemerintah untuk memberikan bantuan kepada pasien yang dinyatakan positif Covid-19 sehingga bisa melakukan isolasi.***

Editor: Mela Puspita

Tags

Terkini

Terpopuler