FTV K-Pop Indosiar Kena Bully, Lucky Hakim Bawa Lembaga Sensor : Kenapa Layak Tayang di TV ?

- 7 Januari 2021, 15:46 WIB
Lucky Hakim.
Lucky Hakim. /Instagram/@luckyhakimofficial

PR PANGANDARAN - Lucky Hakim memberikan pendapatnya terkait warganet yang belakangan banyak merundung Film TV (FTV) yang dibintanginya.

Ia dan juga rekan mainnya Puy Brahmantya sempat diserbu oleh fans garis keras K-Pop atau yang biasa disebut dengan K-Popers. 

Hal itu terjadi lantaran FTV yang diperankan oleh keduanya mengambil cerita terkait sang istri (Puy) yang menjadi fans garis keras K-Pop sehingga membuat masalah rumah tangga dengan suaminya (Lucky).
 
Baca Juga: Ricuh Demo Dukung Trump, Dua Pejabat Gedung Putih Mengundurkan Diri

Setelah itu, film tersebut viral dan menjadi obrolan panas di twitter, banyak fans K-Pop yang ikut mencibir film tersebut. 
 
Mengenai hal itu, Lucky mempunyai cara tersendiri dalam menghadapi warganet yang melakukan perundungan terhadap dirinya.

Ia mengaku lebih baik memblokir akun-akun media sosial warganet yang mem-bully dirinya.

"Kalau ada saya blok, saya blok, saya blok, boro-boro ngancem, baru nanya kenapa mau terima peran itu langsung gua block," ujar Lucky seperti yang dikutip Tim PikiranRakyat-Pangandaran.com dari tayangan di kanal Youtube Seleb Cam pada Kamis, 7 Desember 2021.

 
Lucky mengaku, bahwa dirinya memang kerap kali mendapatkan komentar-komentar miring yang dilakukan warganet kepadanya. Tetapi, dirinya merasa hal tersebut bukanlah masalah yang besar baginya. Jika hal tersebut berubah menjadi suatu ancaman yang menyangkut keselamatan ia mengatakan bisa saja melaporkan kepada yang berwajib.

"Saya dari dulu diserang terus mas, tapi udah biasa. Tapi kalau emang ancaman ancaman fisik, ancaman pembunuhan, penyerangan, tidak ada salahnya kita laporkan," ujar Lucky.

Lucky juga mengatakan terkait kecerdasan penonton bukanlah menjadi tanggung jawab dari dirinya ataupun lawan mainnya, Puy. Ia dan juga Puy berpendapat bahwa mereka hanya pekerja seni yang harus bisa menerima setiap peran yang diberikan.

 
Selain itu, Lucky merujuk pada lembaga yang menaungi hal terkait penyiaran. Ia berkata bahwa semua tayangan yang ditayangkan di TV sudah melalui lembaga sensor. 
 
Jika kemudian terjadi masalah setelah film atau tayangan tersebut ditayangkan, maka ia sarankan agar menanyakan hal itu kepada lembaga sensor tersebut.

"Dan karena memang kamu (Puy) bukan menteri pendidikan kamu tidak bertanggung jawab atas kecerdasan para penonton juga kan," ujar Lucky.

"Udah ada lembaga sensor kalau layak tayang, ya tayang kalau ada sesuatu yang tayang di TV tapi ternyata dibenci. Coba tanya kepada lembaga sensornya, kenapa bisa tayang di TV itu kenapa layak tayang," kata Lucky menegaskan.

 
Lucky juga mengatakan terkait kejadian perundungan yang dilakukan warganet kepada pelaku seni. Ia mengatakan, terkadang sikap warganet begitu berani ketika berada di internet dan berbeda jauh dengan sikap pada kenyataannya.

"Kadang itu bisa kelihatan garang banget ketika di internet. Tapi ketika ketemu aslinya kaya gitu banget gitu. Jadi kaya kita mau marah juga kaya, aduh jadi kasihan gitu tapi tetep kesel. Jadi dimaafin aja lah proses hukum tetap berjalan," ujar Lucky.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah