PR PANGANDARAN - Aktivis perempuan baru-baru ini menyoroti psikologis Muhammad Ghaza Al Ghazali, anak dari Aa Gym dan Teh Ninih.
Ghaza menrupakan anak yang berulang kali mengungkapkan perasaannya terkait ibunya, Teh Ninih yang menurutnya disakiti Aa Gym.
Aktivis perempuan, Nong Darol Mahmada mengungkapkan bahwa dalam kekerasan rumah tangga, anak justru mudah merasa trauma.
Nong membagi dua kategori kemerasan tersebut, bisa fisik dan juga verbal.
Dalam kasus keluarga Aa Gym dan Teh Ninih, Ghaza trauma karena ibunya sering mendapat hinaan atau kekerasan verbal.
Ghaza, dalam postingan-postingan status Facebook miliknya mengungkapkan bahwa ia melihat bagaimana ibunya "tersiksa" selama 15 tahun.
Teh Ninih, sang ibu sikatakan sering mendapat omongan sebagai munafik dan musyrik.
Hal ini rupanya mengusik Ghaza sehingga membuatnya bertekad untuk mendukung sang ibu alih-alih Aa Gym.
"Dalam hal ini adalah istri dan anak-anaknya. Istri sering mendapat kekerasan khususnya kata-kata kasar, yang memojokkan dan menyakitkan," ujar Nong, sebagaimana PikiranRakyat-Pangandaran.com kutip dari Kanal YouTube CokeoTV pada Senin, 14 Juni 2021.
Perilaku kekerasan tersebut membuat anak trauma, menurut aktivis perempuan dari Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) ini.
"Tindakan itu disaksikan terus menerus, dan terekam oleh anak sehingga membuat trauma akut buat si anak," ungkapnya.
Selain itu, Nong pun menyoroti bagaimana perubahan citra Aa Gym setelah melakukan poligami ini.
Baca Juga: Kematian Wakil Bupati Sangihe Helmud Hontong Disorot Media Asing, Sempat Tolak Izin Operasi Tambang
Menurutnya, kini ia dikenal karena masalahbkeluarganya alih-alih pesan damai yang sering terlontar darinya.
"Sejak ia berpoligami, berita yang keluar di media memang banyak sekali gonjang ganjing poligami,"ungkapnya.
Nong pun mengatakan bshwa poligami adalah sesuatu yang sulit, bahkan mustahil dilakukan.
Baca Juga: Lee Kwang Soo Akhirnya Berpisah dengan Running Man, Ini Pesan Menyentuh Para Member
Pasalnya, seorang suami haruslah adil, sedangkan manusia biasa sangat sulit melakukannya.
Oleh karena itu, ia pun terenyuh dengan perjuangan Ghaza yang menginginkan ibunya bebas.
Hal pun terjadi karena Ghaza lelah karena terus menerus menyaksikan bahwa ibunya tak bahagia bersama sang ayah, Aa Gym sendiri.***
Artikel Rekomendasi