Network
PR PANGANDARAN - Dokter sekaligus influencer dr. Tirta baru-baru ini membagikan pandangannya terhadap Covid-19 varian Delta.
dr. Tirta merespon pertanyaan yang kini tengah heboh di masyarakat mengenai bahaya Covid-19 varian Delta.
Sebagaimana PikiranRakyat-Pangandaran.com kutip dari Instagram @dr.tirta, dr. Tirta mengatakan bahwa Covid-19 varian Delta tidak lebih mematikan dari virus varian alpha atau beta.
Baca Juga: 10 Makanan Hebat yang Ternyata dapat Menghilangkan Stres, Salah Satunya Kimchi dan Bawang Putih
dr. Tirta mengungkapkan bahwa varian yang berasal dari India ini berpotensi lebih cepat penularannya.
Menurut jurnal yang ia kutip, varian Delta tak lebih mematikan, tetapi dia bisa menular dalam jarak yang lebih dekat.
"Dia bisa menular lebih dekat, kurang dari satu meter juga ketularan gitu, Pak" ungkapnya.
Baca Juga: Sebut Jokowi 'The King of Lip Service', BEM UI Langsung Dipanggil Rektor: Penting dan Segera
Hal ini pun kemudian kembali ditanyakan oleh Deddy Corbuzier, "kalo apa?"
dr. Tirta mengungkapkan bahwa seseorang yang bertemu tapi tak melakukan kontak relatif aman.
"Kalo ketemu ya nggak ngapa-ngapain ya nggak (kena Covid-19) juga," ungkapnya.
Deddy Corbuzier pun bertanya, apakah benar isu yang menyebut varian Delta bisa menular lewat udara.
Ia pun menjawab bahwa penularan masih dalam bentuk droplet, sehingga resikonya tinggi jika berpapasan tetapi melakukan kontak.
"Dia masih droplet, masuknya kalo papasan terus lu senggol tangannya terus lu megang," ujarnya menerangkan.
Deddy Corbuzier pun menyeletuk, "Ya sama aja dong sama yang kemaren."
Baca Juga: Peran Tidak Jelas, Ratu Elizabeth II Tetap Undang Harry dan Meghan Markle Rayakan Jubilee
dr. Tirta menyebut bahwa varian ini memang kurang lebih sama dengan varian sebelummnya kecuali untuk kecepatan menularnya.
Ia pun mrnyebut vaksin Astrazeneca masih ampung untuk mengatasi virus tersebut.
Ia pun mengingatkan kondisi berpapasan yang berisiko menularkan Covid-19 varian Delta ini.
"Kalo berpapasan gak pake masker, kalo salah satu gak pake masker atau berpapasan, apesnya pegang salah satu hidung atau mulut, terus kena," ujarnya.
Ia pun mengaskan, "Lebih mematikan nggak, lebih berpotensi menular (iya)," ungkapnya.***
Artikel Rekomendasi