dr. Lois Pernah Sebut Kematian Syekh Ali Jaber Sia-sia Karena Hal Ini, dr. Tirta Kesal: Hubungannya A

- 15 Juli 2021, 19:16 WIB
Kembali dr. Tirta kesal dengan dr. Lois yang pernah sebut kematian Syekh Ali Jaber sia-sia karena hal ini.
Kembali dr. Tirta kesal dengan dr. Lois yang pernah sebut kematian Syekh Ali Jaber sia-sia karena hal ini. //Instagram/@dr.tirta/

PR PANGANDARAN - Belakangan, nama dr. Lois tengah ramai dibicarakan lantaran sebut Covid-19 itu tidak ada.

Bahkan, dr. Lois memberikan sindiran pedas tentang semua yang berkaitan dengan Covid-19, termasuk soal Syekh Ali Jaber yang telah meninggal dunia awal tahun ini.

Sebagaimana diketahui, Syekh Ali Jaber sebelumnya meninggal dunia setelah positif Covid-19.

Belakangan mulai terkuak komentar dr. Lois mengenai Syekh Ali Jaber yang meninggal dunia yang dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Instagram @dr_lois7.

Baca Juga: Lirik Lagu Anak Ayam, Ciptaan A.T Mahmud Populer hingga Kini

"Kematian yang sia-sia akibat mempercayai alat abal-abal swab PCR. Salah diagnosa maka obat jadi salah," tulis dr. Lois di Facebook yang diunggahnya di Instagram.

Tidak hanya itu, dr. Lois bahkan mengatakan bahwa Syekh Ali Jaber selama ini telah menjadi korban karena keracunan obat anti-virus yang bereaksi keras pada tubuh.

"Korban keracunan obat anti virus yang bereaksi sangat keras dengan obat lain sehingga terjadi Mortalitas asidoso laktat," sambungnya.

Baca Juga: Heboh Masjid Ditutup Gegara Covid-19, Zakir Naik Buka Suara: yang Terbaik Dilakukan Adalah...

dr. Tirta yang sudah lama mengamati tulisan kontroversi dr. Lois pun sampai dibuat geram.

Bagaimana tidak, dr. Lois seolah tidak memahami ilmu kedokteran, namun dipercaya banyak masyarakat awam.

Menurut keterangan dr. Tirta, belum ada obat untuk menyembuhkan Covid-19. Oleh karena itu, pernyataan dr. Lois soal keracunan obat anti-virus sangat tidak berdasar.

Sebab selama ini, pasien Covid-19 hanya diberikan obat yang biasa diberikan untuk mengurangi gejala yang dirasakannya, seperti paracetamol untuk menurunkan panas.

Baca Juga: Jelang Olimpiade Tokyo 2020, Teluk Tokyo Berubah Jadi Bau dan Tak Layak untuk Perenang Triathlon

"Gejala ringan, cuma makan bergizi. Orang cuma gejala ringan, paling cuma dikasih paracetamol

"Gejala sedang, antibiotik 1 yang dosis tinggi harus dengan pengawasan dokter. Dia bilang double dosis, opo double dosis? Dosisnya sama!

"Gejala berat, baru dikasih anti peradangan dan antiviral, kalau kepepet anti plasma konvalesen, dan tingkat kesembuhan Covid itu 80-90%, puas!" tegasnya.

Sementara terkait asidosis laktat, dr. Tirta justru merasa geli dengan hal tersebut karena tidak ada hubungan antara Covid-19 dengan itu.

Baca Juga: WhatsApp Kembangkan Versi Beta Fitur Multi Perangkat, Bisa Tanpa Terhubung dengan Ponsel

Sebab, asidosis laktat terjadi karena tubuh berlebihan dalam memproduksi asam laktat hingga kadar oksigen rendah.

Adapun penyebabnya yakni kanker, alkohol berlebihan, gagal hati, gagal jantung, sepsis, kelainan genetik, dan yang lainnya.

dr. Tirta bahkan memperumpamakan dalam istilah sederhana yakni saat olahraga berlebihan, kram yang terjadi adalah bentuk terjadi asidosis laktat.

"Terus hubungane apa?! Hih!" ujar dr. Tirta. ***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Instagram @dr_lois7


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x