PR PANGANDARAN – Sindrom Pramenstruasi atau yang lebih sering dikenal dengan PMS adalah yang paling banyak diketahui orang.
Namun, PMS bercabang menjadi kondisi yang disebut gangguan dysphoric pramenstruasi (PMDD) yang serupa tetapi lebih buruk dari PMS.
Menurut Medical News Today, 20-40% wanita pada umumnya mengalami yang namanya PMS.
Baca Juga: Tak Sangka Suami Diuji Sakit Kanker, Tasya Kamila Akui Sempat Menyerah: Kok Dikasih ke Kami
Namun, 3 hingga 8% wanita yang terkena memiliki PMS yang sangat parah, sehingga memengaruhi kualitas hidup mereka.
Kondisi ini dikenal sebagai PMDD. Gejala PMDD dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan kesehatan mental individu.
Gejala biasanya dimulai selama fase luteal (setelah ovulasi dan sebelum menstruasi) dalam siklus menstruasi.
Baca Juga: Cek Fakta: Jokowi Dikabarkan Diusulkan Jadi Presiden RI Seumur Hidup, Simak Faktanya
PMDD biasanya hilang setelah dua hingga tiga hari menstruasi.
Menurut Kantor Kesehatan Wanita Amerika Serikat, gejala PMDD meliputi:
1. Lekas marah atau marah yang dapat mempengaruhi orang lain
2. Perasaan sedih atau putus asa, atau bahkan pikiran untuk bunuh diri
3. Perasaan tegang atau cemas
4. Serangan panik
5. Suasana hati berubah-ubah atau sering menangis
6. Kurangnya minat dalam aktivitas dan hubungan sehari-hari
7. Kesulitan berpikir atau fokus
8. Kelelahan atau energi rendah
9. Mengidam makanan atau makan berlebihan
10. Kesulitan tidur
11. Merasa lepas kendali
12. Gejala fisik, seperti kram, kembung, nyeri payudara, sakit kepala, dan nyeri sendi atau otot.
Sebuah studi tahun 2012 yang dilakukan pada 3.965 wanita Amerika dengan PMDD telah menunjukkan bahwa wanita yang mengalami PMDD 70% lebih mungkin memiliki ide bunuh diri.
Dalam laporan Universitas Harvard, dikatakan bahwa 15% wanita yang mengalami PMDD pernah mencoba bunuh diri.
Tidak diketahui apa yang menyebabkan PMDD dan PMS.
Peneliti berpendapat bahwa hal itu mungkin disebabkan oleh perubahan tingkat hormonal yang dialami seorang wanita selama siklus menstruasi dan beberapa wanita lebih sensitif / rentan terhadap perubahan tersebut.
Yang lain percaya bahwa itu mungkin disebabkan oleh genetika.***